Avtur Berbahan Minyak Sawit Bukan Upaya Sehari, Ini Prosesnya
Rabu, 13 Oktober 2021 - 11:27 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerangkan, Bio Avtur merupakan langkah maju ketahanan energi nasional. Sebelumnya Indonesia berhasil melakukan uji coba penggunaan minyak sawit menjadi bahan bakar pesawat Bioavtur J2.4 pada pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB).
"Ini bukan upaya yang sehari, melihat perjalanannya dari 2012. Ada kerja sama dengan Kemenhub di 2014, kita adakan MOU Bagaimana mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati bagaimana disubstitusi untuk Bio avtur untuk pesawat terbang. Jadi prosesnya mulai dari situ," kata Direktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam program Market Review IDX Channel, Rabu (13/10/2021).
Dirinya menuturkan, pada saat itu pihak pemerintah menggandeng beberapa perguruan tinggi. Namun Institut Teknologi Bandung (ITB) jauh lebih awal dan berinisiatif untuk mengembangkan bagaimana produksi bio fuel untuk umum.
"Jadi tidak hanya bio avtur, namun untuk keperluan yang lain misal clean gasolin yang berbahan bakar nabati. Juga untuk grand diesel yang berbasis dari bahan bakar nabati," ujarnya.
Dadan juga mengaku, pihaknya telah bekerja sama dengan PT Pertamina untuk mempunyai katalis sebagai produksi dalam memiliki BBM secara umum.
"Jadi inisiatifnya pengembangan dari sisi katalisnya, dalam perjalananya. Perkembangan bio fuel sangat baik, kita sudah menjalankan bio diesel yang cukup panjang. Nah ada inisiatif mengembangkan bio diesel yang kita sebut dicampur dalam pola yang tidak terbatas dan bisa dimanfaatkan 100 persen," paparnya.
Meski demikian ia mengaku dalam uji coba bahan bakar berbasis minyak sawit Bio Avtur pada pesawat terbang CN 235 masih ditemukan sejumlah tantangan.
"Ini bukan upaya yang sehari, melihat perjalanannya dari 2012. Ada kerja sama dengan Kemenhub di 2014, kita adakan MOU Bagaimana mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati bagaimana disubstitusi untuk Bio avtur untuk pesawat terbang. Jadi prosesnya mulai dari situ," kata Direktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam program Market Review IDX Channel, Rabu (13/10/2021).
Dirinya menuturkan, pada saat itu pihak pemerintah menggandeng beberapa perguruan tinggi. Namun Institut Teknologi Bandung (ITB) jauh lebih awal dan berinisiatif untuk mengembangkan bagaimana produksi bio fuel untuk umum.
"Jadi tidak hanya bio avtur, namun untuk keperluan yang lain misal clean gasolin yang berbahan bakar nabati. Juga untuk grand diesel yang berbasis dari bahan bakar nabati," ujarnya.
Baca Juga
Dadan juga mengaku, pihaknya telah bekerja sama dengan PT Pertamina untuk mempunyai katalis sebagai produksi dalam memiliki BBM secara umum.
"Jadi inisiatifnya pengembangan dari sisi katalisnya, dalam perjalananya. Perkembangan bio fuel sangat baik, kita sudah menjalankan bio diesel yang cukup panjang. Nah ada inisiatif mengembangkan bio diesel yang kita sebut dicampur dalam pola yang tidak terbatas dan bisa dimanfaatkan 100 persen," paparnya.
Meski demikian ia mengaku dalam uji coba bahan bakar berbasis minyak sawit Bio Avtur pada pesawat terbang CN 235 masih ditemukan sejumlah tantangan.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda