Disebut-sebut Siapkan Akuisisi, Ini Kata Analis Soal Kabar BNI Bikin Bank Digital
Minggu, 17 Oktober 2021 - 21:32 WIB
"Tentunya kalau bisa yang bersih, tidak ada karakteristik khusus, karena tentunya BNI akan mengembangkan sendiri bank digital yang sesuai dengan (tujuan) perseroan," kata Suria.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang semakin ketat dengan era digitalisasi, langkah merger dan konsolidasi perbankan merupakan keniscayaan.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan bahwa konsolidasi bank umum merupakan suatu upaya penguatan struktur, ketahanan dan daya saing industri perbankan. Dengan begitu, perbankan bisa mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Konsolidasi juga bisa menjadi upaya untuk mendorong industri perbankan mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga, bank tidak hanya tangguh di lingkup domestik, namun juga kompetitif di lingkup regional dan global," jelas Anto beberapa waktu lalu.
Terkait permodalan, opsi akuisisi dinilai bukan masalah untuk BNI. Rasio kecukupan modal BNI hingga semester I 2021 tercatat masih terjaga dengan rasio kecukupan modal (CAR) 18%, di atas ketentuan minimum 12%. Artinya, untuk mengakuisisi suatu bank dengan biaya Rp1-2 triliun seharusnya bukanlah hal yang harus dikhawatirkan oleh BNI.
Terlebih lagi BNI berencana untuk memperkuat permodalan lewat penerbitan global bond. Untuk itu BNI telah melakukan audit terhadap laporan keuangan interimnya untuk kuartal dua tahun ini. Di sisi lain, kinerja keuangan BNI juga menunjukkan perbaikan. Berdasarkan laporan keuangan interim auditan perseroan per Juni 2021, laba bersih BNI tercatat naik 12,8% (year on year/yoy) menjadi Rp5,03 triliun.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang semakin ketat dengan era digitalisasi, langkah merger dan konsolidasi perbankan merupakan keniscayaan.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan bahwa konsolidasi bank umum merupakan suatu upaya penguatan struktur, ketahanan dan daya saing industri perbankan. Dengan begitu, perbankan bisa mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Konsolidasi juga bisa menjadi upaya untuk mendorong industri perbankan mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga, bank tidak hanya tangguh di lingkup domestik, namun juga kompetitif di lingkup regional dan global," jelas Anto beberapa waktu lalu.
Terkait permodalan, opsi akuisisi dinilai bukan masalah untuk BNI. Rasio kecukupan modal BNI hingga semester I 2021 tercatat masih terjaga dengan rasio kecukupan modal (CAR) 18%, di atas ketentuan minimum 12%. Artinya, untuk mengakuisisi suatu bank dengan biaya Rp1-2 triliun seharusnya bukanlah hal yang harus dikhawatirkan oleh BNI.
Terlebih lagi BNI berencana untuk memperkuat permodalan lewat penerbitan global bond. Untuk itu BNI telah melakukan audit terhadap laporan keuangan interimnya untuk kuartal dua tahun ini. Di sisi lain, kinerja keuangan BNI juga menunjukkan perbaikan. Berdasarkan laporan keuangan interim auditan perseroan per Juni 2021, laba bersih BNI tercatat naik 12,8% (year on year/yoy) menjadi Rp5,03 triliun.
(fai)
tulis komentar anda