Transformasi Digital dan Keberlanjutan Kunci Pencapaian Target Cetak Biru MEA 2025

Senin, 18 Oktober 2021 - 15:22 WIB
Menko Airlangga menginformasikan kepada negara-negara ASEAN saat ini Indonesia tercatat telah memiliki 1 decacorn startup yaitu GoTo (Gojek-Tokopedia) dan 6 unicorn startup yaitu, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, Xendit (Payment Gateway) dan yang terbaru yaitu Ajaib (Fintech). Indonesia juga dalam Forum G20 Innovation League 2021 yang dilaksanakan di Sorrento, Italia memenangkan 2 penghargaan untuk stratup inovasi unggulan yaitu Nalagenetics (kategori Mobility and Healthcare) dan Ruangguru (kategori artificial intelegence).

Untuk mendukung agenda transformasi digital dimana Pemerintah sebagai fasilitator, Menko Airlangga menekankan 5 hal, yaitu: (a) Penciptaan regulasi yang inklusif, koheren dan holistik untuk pengembangan ekonomi digital dan mendukung inovasi; (b) Memperluas infrastruktur telekomunikasi dan menjamin akses internet yang terjangkau; (c) Memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta dalam penelitian dan perumusan kebijakan; (d) Mempercepat literasi digital dan mempersiapkan talenta digital; dan (e) Meningkatkan produktivitas dan inovasi melalui digital di sektor publik.

Sektor pariwisata menjadi salah satu perhatian utama dengan mengupayakan pembukaan kembali sektor pariwisata yang aman sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi. Indonesia telah membuka kembali Bali, Batam dan Bintan sebagai tujuan wisata internasional pada 14 Oktober 2021, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes), melalui standar nasional dan sertifikasi Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (CHSE).

“Pada isu prioritas Sustainable, Indonesia memberikan dukungan dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan dan menciptakan peluang peluang pekerjaan hijau. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional dengan berkomitmen mengurangi limbah makanan hingga 50% dan limbah tekstil hingga 14%,” ujar Menko Airlangga.

Isu krusial lain yang dibahas adalah hasil dari MTR Cetak Biru MEA 2025 dimana peningkatan nilai perdagangan intra-ASEAN yang relatif moderat selama beberapa tahun terakhir. Untuk itu, Menko Airlangga menjelaskan perlunya mendorong hasil dari MTR ini

sebagai katalis efektivitas program-program strategis yang lebih tepat sasaran berdasarkan parameter terukur dan dapat tercapai. Program blue economy dan green economy perlu menjadi perhatian sebagai mesin pertumbuhan baru dan menjaga ASEAN tetap relevan dengan perkembangan global.



Indonesia yang akan memegang Keketuaan ASEAN pada 2023 memegang peranan penting dalam merumuskan arah ASEAN pasca 2025. Ada lima isu penting yang perlu menjadi perhatian yaitu: a) Digitalisasi, teknologi dan inovasi, b) Kesehatan Publik, c)

Perubahan Iklim dan kelangkaan sumber daya, d) Perubahan kekuatan ekonomi global, dan e) Pergeseran demografi dan urbanisasi.

"ASEAN Community Post-2025 Vision perlu memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini melalui peningkatan kolaborasi penelitian dan pengembangan bidang bioteknologi khususnya untuk mendukung kapasitas produksi vaksin di ASEAN. Pembahasan lebih
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More