Dirut Garuda Diduga Liburan Pakai Fasilitas Kantor, Karyawan Ngadu ke Erick Thohir
Rabu, 27 Oktober 2021 - 15:39 WIB
JAKARTA - Serikat Karyawan Garuda Indonesia menduga Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra menggunakan fasilitas perusahaan saat berlibur di Amerika dan Eropa. Dugaan itu pun dilayangkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dalam bentuk surat.
Dari keterangan surat tersebut, Dirut Garuda Irfan bersama istri, anak, menantu, dan dua orang cucunya melakukan perjalanan saat menghadiri pertemuan International Air Airport Association (IATA) yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 2021.
Awalnya, Irfan bersama keluarga menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA088, Jakarta-New York via Amsterdam pada 30 September 2021. Namun begitu diubah menjadi Jakarta-New York via Incheon/Seoul untuk penerbangan hari sama dengan nomor penerbangan GA878.
Ketua Umum Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia, Dwi Yulianta pun mencatat bahwa penggunaan fasilitas perusahaan sudah diakui Irfan pada saat dilaksanakannya sharing session pada 25 Oktober 2021 lalu.
"Menyikapi pengakuan direktur utama Garuda Indonesia yang disampaikan pada saat sharing session bersama karyawan pada Senin, 25 Oktober 2021, terkait kehadirannya pada undangan pertemuan IATA yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 2021 dan keberangkatan bersama keluarga," tulis Surat tersebut dikutip, Rabu (27/10/2021).
Adapun sejumlah pernyataan Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia diantaranya, pertama, situasi Garuda sangat memerlukan perhatian dari Direktur Utama selama 24 jam. Karena itu, Dirut harus memprioritaskan kepada kondisi keuangan perusahaan.
Kedua, adanya informasi biaya pembatalan (cancelation fee) atas 4 tiket ekonomi promo V Class keluarga Irfan dengan rute semula Jakarta - Amsterdam malah tidak dikenakan biaya pembatalan. Dan tiket tersebut diubah rute menjadi Jakarta - Incheon/Seoul, serta melakukan upgrade 4 tiket ekonomi ke kelas bisnis baik saat keberangkatan maupun kepulangan.
"Kami juga mendapat informasi terkait penerbitan Kartu Member Garuda Indonesia, yaitu GA Miles Platinum VIP terhadap 4 orang keluarga Direktur Utama (anak, menantu dan cucu)," demikian bunyi poin lain surat tersebut.
Dari keterangan surat tersebut, Dirut Garuda Irfan bersama istri, anak, menantu, dan dua orang cucunya melakukan perjalanan saat menghadiri pertemuan International Air Airport Association (IATA) yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 2021.
Awalnya, Irfan bersama keluarga menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA088, Jakarta-New York via Amsterdam pada 30 September 2021. Namun begitu diubah menjadi Jakarta-New York via Incheon/Seoul untuk penerbangan hari sama dengan nomor penerbangan GA878.
Ketua Umum Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia, Dwi Yulianta pun mencatat bahwa penggunaan fasilitas perusahaan sudah diakui Irfan pada saat dilaksanakannya sharing session pada 25 Oktober 2021 lalu.
"Menyikapi pengakuan direktur utama Garuda Indonesia yang disampaikan pada saat sharing session bersama karyawan pada Senin, 25 Oktober 2021, terkait kehadirannya pada undangan pertemuan IATA yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 2021 dan keberangkatan bersama keluarga," tulis Surat tersebut dikutip, Rabu (27/10/2021).
Adapun sejumlah pernyataan Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia diantaranya, pertama, situasi Garuda sangat memerlukan perhatian dari Direktur Utama selama 24 jam. Karena itu, Dirut harus memprioritaskan kepada kondisi keuangan perusahaan.
Kedua, adanya informasi biaya pembatalan (cancelation fee) atas 4 tiket ekonomi promo V Class keluarga Irfan dengan rute semula Jakarta - Amsterdam malah tidak dikenakan biaya pembatalan. Dan tiket tersebut diubah rute menjadi Jakarta - Incheon/Seoul, serta melakukan upgrade 4 tiket ekonomi ke kelas bisnis baik saat keberangkatan maupun kepulangan.
"Kami juga mendapat informasi terkait penerbitan Kartu Member Garuda Indonesia, yaitu GA Miles Platinum VIP terhadap 4 orang keluarga Direktur Utama (anak, menantu dan cucu)," demikian bunyi poin lain surat tersebut.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda