Harga Pupuk Non Subsidi Melonjak Tinggi, Petani Sawit Menjerit

Minggu, 31 Oktober 2021 - 12:57 WIB
Petani sawit sedang memanen tandan buah segar (TBS) di kebunnya di Kalimantan Timur. (Foto: Dok. Sindonews)
JAKARTA - Para petani sawit mengeluhkan harga pupuk non subsidi yang melonjak tinggi dalam delapan bulan terakhir. Harga pupuk baik tunggal maupun pupuk majemuk naik antara 70%-120%.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengungkapkan petani sawit dikatakan penyelamat ekonomi dan pahlawan devisa. Di saat harga tandang buah segar (TBS) sawit tinggi, petani tidak dapat menikmati dan melanjutkan rencana peningkatan produktivitas. Sebab, harga pupuk naik sangat tinggi melebihi kenaikan harga TBS sawit.

“Akan tetapi, di saat yang bersamaan kami diobok-obok semuanya oleh pelaku produsen pupuk,” ujar Gulat Manurung dalam webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertema “Perbaikan Tata Kelola Pupuk: Realitas dan Fakta”, Jumat (29/10).

(Baca juga:Pupuk Bersubsidi Sempat Hilang, Petani Terpaksa Beli Pupuk Nonsubsidi)



Menurut Gulat, para petani sawit selama ini dianaktirikan oleh pemerintah. Di mana para petani sawit tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi hanya dialokasikan kepada para petani yang menanam tanaman pangan.

“Saya sebagai Ketua (Apkasindo) sudah kehabisan kata-kata untuk menahan amarah petani sawit dari 144 kabupaten/kota se-Indonesia. Semua bermula melihat fakta harga pupuk non subsidi meroket tajam hingga 120%,” kata Gulat.

Ia mempertanyakan kenaikan harga pupuk yang mengikuti kenaikan harga TBS sawit. Petani sawit meminta pemerintah untuk segera mencari tahu penyebab kenaikan harga pupuk dan meminta pabrik pupuk pelat merah jangan ikut-ikutan menaikkan harga.

(Baca juga:Pasarkan Tiga Produk Baru, Petrokimia Gresik Perkuat Pasar Pupuk Non Subsidi)

Harusnya, kata Gulat, PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menjadi kontrol terhadap harga pupuk di dalam negeri, bukan sebaliknya malah ikut-ikutan menaikkan harga.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More