Percepat Transisi Energi, RI Buka Pintu Buat Pembiayaan Lembaga Global
Selasa, 02 November 2021 - 09:11 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia membuka diri terhadap lembaga keuangan global untuk memberikan pendanaan dalam proyek transisi energi . Bantuan pendanaan baik berasal dari Bank Dunia, UNFCCC, Bank Pembangunan Asia (ADB) hingga lembaga komersial lainnya.
Wakil Menteri atau Wamen BUMN I, Pahala Mansury menyebut, transisi energi merupakan tantangan terbesar saat ini. Namun, hal itu bisa dilakukan melalui kolaborasi antara lembaga global, termasuk institusi keuangan.
"Kita butuh mekanisme, dalam hal ini kita bisa mendapatkan bantuan pendanaan apapun," ujar Pahala dalam gelaran Impact Investing Forum featuring Indonesia Impact Fund Kadin, Senin malam, (1/11/2021).
Dia mencatat, transisi energi menuju net zero emission atau bebas karbon di tahun 2030 hingga 2060 memiliki dampak sosial yang baik. Karena itu, untuk mempercepat proses tersebut investasi yang ramah lingkungan perlu didorong.
"Bagaimana kita bisa mencapai 5 persen dalam 20 tahun ke depan atau ekonomi yang lebih maju. Juga, pada saat yang sama, dapat mengurangi emisi kita, saya pikir pada tahun 2030 sekitar 30 persen dapat mencapai bet zero,,, sebenarnya tidak ada yang mungkin tidak kita lakukan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan hasil pertemuan dengan perusahaan panas bumi (geothermal) asal Italia, Enel Green Lower. Pertemuan tersebut dilakukan di sela-sela pelaksanaan Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) 2021 di Roma.
Adapun hasil pertemuan tersebut, perusahaan pelat merah di sektor energi akan menggandeng Enel Green Power untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya merealisasikan net zero emission atau bebas karbon di tahun 2060.
Erick menyampaikan komitmen Enel Green Power atas kerja sama dengan BUMN. "Sebagai komitmen terhadap zero carbon di 2060, maka BUMN fokus membangun partnership untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Inilah salah satu hal kamu bicarakan saat bertemu Enel Green Power kemarin di Roma," tulis Erick melalui akun instagram.
Dia menilai, kerja sama bilateral tersebut menjadi bagian dari perjuangan pemerintah untuk mewujudkan eco lifestyle di Tanah Air. Erick sendiri sudah menginstruksikan kepada PT PLN (Persero) untuk mencari investor baru dalam pelaksanaan EBT.
Menurutnya, investasi baru dalam program EBT perlu didorong, tujuannya tak hanya soal pendanaan, namun mendorong implementasikan eco lifestyle. Sebuah gagasan yang menegaskan keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan hidup.
Wakil Menteri atau Wamen BUMN I, Pahala Mansury menyebut, transisi energi merupakan tantangan terbesar saat ini. Namun, hal itu bisa dilakukan melalui kolaborasi antara lembaga global, termasuk institusi keuangan.
"Kita butuh mekanisme, dalam hal ini kita bisa mendapatkan bantuan pendanaan apapun," ujar Pahala dalam gelaran Impact Investing Forum featuring Indonesia Impact Fund Kadin, Senin malam, (1/11/2021).
Baca Juga
Dia mencatat, transisi energi menuju net zero emission atau bebas karbon di tahun 2030 hingga 2060 memiliki dampak sosial yang baik. Karena itu, untuk mempercepat proses tersebut investasi yang ramah lingkungan perlu didorong.
"Bagaimana kita bisa mencapai 5 persen dalam 20 tahun ke depan atau ekonomi yang lebih maju. Juga, pada saat yang sama, dapat mengurangi emisi kita, saya pikir pada tahun 2030 sekitar 30 persen dapat mencapai bet zero,,, sebenarnya tidak ada yang mungkin tidak kita lakukan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan hasil pertemuan dengan perusahaan panas bumi (geothermal) asal Italia, Enel Green Lower. Pertemuan tersebut dilakukan di sela-sela pelaksanaan Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) 2021 di Roma.
Adapun hasil pertemuan tersebut, perusahaan pelat merah di sektor energi akan menggandeng Enel Green Power untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya merealisasikan net zero emission atau bebas karbon di tahun 2060.
Erick menyampaikan komitmen Enel Green Power atas kerja sama dengan BUMN. "Sebagai komitmen terhadap zero carbon di 2060, maka BUMN fokus membangun partnership untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Inilah salah satu hal kamu bicarakan saat bertemu Enel Green Power kemarin di Roma," tulis Erick melalui akun instagram.
Dia menilai, kerja sama bilateral tersebut menjadi bagian dari perjuangan pemerintah untuk mewujudkan eco lifestyle di Tanah Air. Erick sendiri sudah menginstruksikan kepada PT PLN (Persero) untuk mencari investor baru dalam pelaksanaan EBT.
Menurutnya, investasi baru dalam program EBT perlu didorong, tujuannya tak hanya soal pendanaan, namun mendorong implementasikan eco lifestyle. Sebuah gagasan yang menegaskan keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan hidup.
(akr)
tulis komentar anda