Kinerja SILO Moncer, Lippo Karawaci Terimbas Positif
Selasa, 02 November 2021 - 14:24 WIB
JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menyampaikan bahwa pendapatan per September 2021 mencapai Rp5,9 triliun atau meningkat 46,7% YoY (year on year) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp4,01 triliun.
EBITDA SILO dalam 9 bulan pertama 2021 juga meningkat 107,2% YoY menjadi Rp1,5 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 sebesar Rp743,5 miliar. Adapun laba bersih SILO per September 2021 tercatat sebesar Rp553 miliar.
(Baca juga:LPKR Diuntungkan oleh Kinerja SILO yang Diprediksi Stabil)
Pendapatan dan EBITDA bisnis base case (non-Covid) SILO tercatat paling tinggi pada bulan September dibandingkan bulan lainnya selama 2021. Selain itu, pada September dan Oktober 2021, kasus Covid-19 mulai menyurut. Hal ini memberikan kesempatan bagi SILO untuk fokus pada pemulihan bisnis utamanya.
SILO saat ini mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
(Baca juga:Penjualan Lahan Industri LPCK Tumbuh, Kinerja LPKR Ikut Terdorong)
Pertumbuhan kinerja SILO per September 2021 tentunya berdampak positif terhadap PT Lippo Karawaci, Tbk (LPKR) sebagai induk usaha. LPKR merupakan pemegang saham utama SILO dengan kepemilikan 55,4% saham per 3 Agustus 2021.
CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO John Riady menegaskan potensi industri kesehatan di dalam negeri untuk berkembang masih sangat tinggi. Suplai ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia masih minim dengan rasio 1,1 tempat tidur per 1.000 penduduk pada 2019.
(Baca juga:Pra Penjualan LPKR Bisa Melampaui Target Rp4,2 triliun)
Di negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia, rasio tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk masing-masing mencapai 1,7 kali dan 1,8 kali.
“Pandemi Covid-19 yang sedang dialami juga menunjukkan tingginya kebutuhan akan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami punya misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/11/2021).
EBITDA SILO dalam 9 bulan pertama 2021 juga meningkat 107,2% YoY menjadi Rp1,5 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 sebesar Rp743,5 miliar. Adapun laba bersih SILO per September 2021 tercatat sebesar Rp553 miliar.
(Baca juga:LPKR Diuntungkan oleh Kinerja SILO yang Diprediksi Stabil)
Pendapatan dan EBITDA bisnis base case (non-Covid) SILO tercatat paling tinggi pada bulan September dibandingkan bulan lainnya selama 2021. Selain itu, pada September dan Oktober 2021, kasus Covid-19 mulai menyurut. Hal ini memberikan kesempatan bagi SILO untuk fokus pada pemulihan bisnis utamanya.
SILO saat ini mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
(Baca juga:Penjualan Lahan Industri LPCK Tumbuh, Kinerja LPKR Ikut Terdorong)
Pertumbuhan kinerja SILO per September 2021 tentunya berdampak positif terhadap PT Lippo Karawaci, Tbk (LPKR) sebagai induk usaha. LPKR merupakan pemegang saham utama SILO dengan kepemilikan 55,4% saham per 3 Agustus 2021.
CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO John Riady menegaskan potensi industri kesehatan di dalam negeri untuk berkembang masih sangat tinggi. Suplai ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia masih minim dengan rasio 1,1 tempat tidur per 1.000 penduduk pada 2019.
(Baca juga:Pra Penjualan LPKR Bisa Melampaui Target Rp4,2 triliun)
Di negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia, rasio tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk masing-masing mencapai 1,7 kali dan 1,8 kali.
“Pandemi Covid-19 yang sedang dialami juga menunjukkan tingginya kebutuhan akan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami punya misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/11/2021).
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda