Di COP26 Glasgow, Presiden Jokowi Tegaskan Kerja Nyata Indonesia Bidang LHK

Selasa, 02 November 2021 - 16:42 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) didamping Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kanan) berdialog dengan Perdana Menteri Kanada Justin Pierre Trudeau (kiri).
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai pertemuan bilateral, hingga World Leader Summit COP26, yang berlangsung sepanjang Senin (1/11/2021) waktu Glasgow. Dalam berbagai kesempatan pertemuan, Presiden Jokowi menegaskan kerja nyata Indonesia untuk perubahan iklim.

“Pesan penting Presiden Jokowi, bahwa Indonesia tidak bekerja dengan retorika, tapi kerja nyata. Indonesia berkomitmen dan berjanji atas hal-hal yang secara realitik bisa dilakukan. Kita tidak akan menjanjikan apa yang tidak bisa kita kerjakan,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/11/2021).

(Baca juga:Menteri LHK Siti Nurbaya Tegaskan Pentingnya Jurnalisme Lingkungan)

Langkah-langkah Indonesia dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim kepada rakyat, di antaranya dengan mengurangi laju deforestasi terendah sepanjang sejarah, Perhutanan Sosial, TORA, Rehabilitasi gambut dan mangrove, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta berbagai upaya nyata lainnya. Hal ini juga ditegaskan Presiden Jokowi dalam World Leaders' Summit.



Pada pertemuan dengan CEOs Forum, Presiden Jokowi melihat pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim.

(Baca juga:HUT Pajak ke-75, Menteri LHK Siti Nurbaya Terima Penghargaan)

Dilanjutkan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia akan fokus pada kerja sama dan hilirisasi dengan orientasi ekonomi hijau. “Saya membayangkan ke depan akan banyak terjadi rekayasa industri,” imbuh Menteri Siti.

Selanjutnya pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa. Presiden mengharapkan agar Slovenia mendorong finalisasi perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement.

“Presiden Jokowi menyayangkan masih ada indikasi perlakuan diskriminatif atas alasan rantai supply komoditi pertanian,” tambahnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More