Pemotongan Anggaran Kementerian Harus Tepat Sasaran
Kamis, 04 Juni 2020 - 20:23 WIB
JAKARTA - Pengamat Ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah pusat pada setiap Kementerian/Lembaga harus betul-betul prioritas.
Menurut dia, pemotongan anggaran jangan hanya terfokus pada penanganan pandemi Covid-19, namun di sisi lain, pemerintah juga harus memberikan stimulus yang tepat sasaran terutama pada sektor ekonomi yang terdampak langsung.
"Memang di tengah pandemi ini akan banyak kegiatan yang direncanakan APBN 2020 tidak maksimal, misalnya pemotongan anggaran untuk fokus penanganan wabah. Tapi kalau sebetulnya, kalau tidak dipotong juga, proyek-proyek maupun belanja sebagaimana dianggarkan oleh Kementerian juga tidak akan berjalan maksimal. Karena itu harus prioritas dan tepat sasaran," ucapnya kepada SINDO Media di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Dia menjelaskan bahwa paling utama memang sektor kesehatan. Namun jangan sampai bertumpuk di sektor ini saja.
"Tentu selain penanganan wabah di sektor kesehatan, harus ada stimulus pada sektor terdampak langsung misalnya di ritel dan transportasi," ungkapnya.
Dia menambahkan, dampak wabah Covid-19 tidak semua sama. Artinya ada sektor yang diuntungkan seperti e-commerce dan sektor jasa lainnya. "Dan saya kira pemerintah sudah melihat masalah ini. Dimana stimulus juga tetap diberikan makanya defisit juga bakal lebih besar karena adanya stimulus ini," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPR dari Komisi V, Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan, penanganan Covid-19 harus menjadi yang utama dalam belanja pemerintah ke depan. Menurut dia, sektor ini memberikan jalan keluar bagi sektor lainnya. "Nah persoalannya yang ditunggu adalah seberapa cepat kita menanagani ini. Ini juga harus menjadi perhatian," ujarnya.
Dia mengungkapkan, tanpa melupakan sektor lain, penanganan wabah hendaknya sejalan dengan penaganan sektor lain. "Yang terdampak Covid-19 tentu juga harus diperhatikan. Misalnya kalangan industri, baik itu ritel, pariwisata maupun UMKM juga harus mendapat tempat ketika pemotongan anggaran dilakukan pada setiap Kementerian maupun lembaga," ungkapnya.
Dia menambahkan, sektor-sektor padat karya harus diberikan stimulus yang tepat sasaran. Sebab, penanganan epidemi belum bisa dipastikan, sementara sektor industri saat ini sudah banyak yang gulung tikat. "Jangan sampai yang gulung tikar semakin banyak dan, kalau ini terjadi efeknya bisa lebih besar. Bukan hanya ekonomi saja tapi berimbas ke yang lain," pungkasnya.
Menurut dia, pemotongan anggaran jangan hanya terfokus pada penanganan pandemi Covid-19, namun di sisi lain, pemerintah juga harus memberikan stimulus yang tepat sasaran terutama pada sektor ekonomi yang terdampak langsung.
"Memang di tengah pandemi ini akan banyak kegiatan yang direncanakan APBN 2020 tidak maksimal, misalnya pemotongan anggaran untuk fokus penanganan wabah. Tapi kalau sebetulnya, kalau tidak dipotong juga, proyek-proyek maupun belanja sebagaimana dianggarkan oleh Kementerian juga tidak akan berjalan maksimal. Karena itu harus prioritas dan tepat sasaran," ucapnya kepada SINDO Media di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Dia menjelaskan bahwa paling utama memang sektor kesehatan. Namun jangan sampai bertumpuk di sektor ini saja.
"Tentu selain penanganan wabah di sektor kesehatan, harus ada stimulus pada sektor terdampak langsung misalnya di ritel dan transportasi," ungkapnya.
Dia menambahkan, dampak wabah Covid-19 tidak semua sama. Artinya ada sektor yang diuntungkan seperti e-commerce dan sektor jasa lainnya. "Dan saya kira pemerintah sudah melihat masalah ini. Dimana stimulus juga tetap diberikan makanya defisit juga bakal lebih besar karena adanya stimulus ini," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPR dari Komisi V, Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan, penanganan Covid-19 harus menjadi yang utama dalam belanja pemerintah ke depan. Menurut dia, sektor ini memberikan jalan keluar bagi sektor lainnya. "Nah persoalannya yang ditunggu adalah seberapa cepat kita menanagani ini. Ini juga harus menjadi perhatian," ujarnya.
Dia mengungkapkan, tanpa melupakan sektor lain, penanganan wabah hendaknya sejalan dengan penaganan sektor lain. "Yang terdampak Covid-19 tentu juga harus diperhatikan. Misalnya kalangan industri, baik itu ritel, pariwisata maupun UMKM juga harus mendapat tempat ketika pemotongan anggaran dilakukan pada setiap Kementerian maupun lembaga," ungkapnya.
Dia menambahkan, sektor-sektor padat karya harus diberikan stimulus yang tepat sasaran. Sebab, penanganan epidemi belum bisa dipastikan, sementara sektor industri saat ini sudah banyak yang gulung tikat. "Jangan sampai yang gulung tikar semakin banyak dan, kalau ini terjadi efeknya bisa lebih besar. Bukan hanya ekonomi saja tapi berimbas ke yang lain," pungkasnya.
(bon)
tulis komentar anda