Maniss! Perusahaan Gula Terbesar di Timteng Siap Investasi Rp28 Triliun
Senin, 08 November 2021 - 12:30 WIB
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, Al Khaleej Sugar Co (produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah) berminat berinvestasi di Indonesia. Produsen gula terbesar kelima dunia itu juga menyampaikan langsung komitmennya kepada Menperin di ajang Expo Dubai 2020.
“Al Khaleej Sugar Co (AKS) akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Menperin Agus dalam keterangan resminya, Senin (8/11/2021).
AKS akan membenamkan investasi sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia. Pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahan.
Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.
"AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif," ujar Agus.
Agus mengatakan upaya tersebut sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi lebih bersih. Etanol gula juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi.
"Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun," ujarnya.
AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar USD14 miliar atau Rp198,8 triliun.
“Al Khaleej Sugar Co (AKS) akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Menperin Agus dalam keterangan resminya, Senin (8/11/2021).
AKS akan membenamkan investasi sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia. Pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahan.
Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.
"AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif," ujar Agus.
Agus mengatakan upaya tersebut sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi lebih bersih. Etanol gula juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi.
"Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun," ujarnya.
AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar USD14 miliar atau Rp198,8 triliun.
Lihat Juga :
tulis komentar anda