Mengupas Teknologi Canggih Dalam Proyek Kereta Cepat dan Dampaknya Bagi Perkembangan RI
Selasa, 16 November 2021 - 20:24 WIB
JAKARTA - Kehadiran mega proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung diharapkan akan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan daya saing bagi masyarakat di sekitar lintasan jalur kereta cepat. Nantinya kereta api berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung dengan panjang 142,3 km akan melintasi 9 kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Proyek yang menjadi salah satu proyek infrastruktur strategis nasional itu di sisi lain, tidak dipungkiri dampak negatif pun akan muncul bagi masyarakat yang terlewati jalur kereta cepat khususnya masyarakat sekitar stasiun kereta api. Pemetaan atau prediksi dampak positif dan negatif sangat penting untuk dapat mengantisipasi dampak positif dan memitigasi dampak negatif aspek sosial bagi masyarakat.
Menyadari dampak dari proyek ini, Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara (DTS FT Untar) menyelenggarakan webinar yang membahas seputar “Infrastructure Technology Challenge and Socio Economic Impact in JBHSR Project” secara daring, berkolaborasi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Cars Dardela Joint Operation (CDJO), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), pada Sabtu (13/11).
Ketua Penyelenggara, Ni Luh Put Shinta Eka Setyarini (Dosen Fakultas Teknik Untar) menyampaikan, bahwa webinar ini bertujuan untuk mendiseminasikan informasi dan pembelajaran bagi dunia konstruksi di Indonesia dan bagi kalangan akademisi,
“Semoga webinar ini menjadi proses pembelajaran teknis dan akademis bagi para engineer dan Mahasiswa Teknik karena searah dengan aplikasi teknologi terbaru, sertamenjadi media sosialisasi positif dan konstruktif dari proyek kereta api cepat yang masih dalam tahap konstruksi,” jelasnya.
“Saya berharap webinar ini dapat menjadi potensi Indonesia dalam melihat posisi realita transportasi dan menyadari potensi yang ada untuk dapat berkolaborasi antar negara, perusahaan dan profesional khususnya bidang keinsinyuran, serta menghasilkan rekomendasi yang powerful untuk mendorong berkembangnya inovasi transportasi di tanah air,” ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Dr. Ir. Heru Dewanto, S.T., M.Sc.(Eng.), IPU, ASEAN Eng.
Menjelaskan konsep keamanan kereta cepat, General Manager Technical & Design Management Ir. Rachman Suhanda, sebagai salah satu narasumber memaparkan bahwa, Kereta cepat Jakarta-Bandung ini dipastikan memasang Earthquake Early Warning System karena kereta cepat sangat sensitif terhadap perubahan alignment, geometri dan getaran.
“Kalau getaran terlalu besar akan menyebabkan kecelakaan, sehingga penggunaan earthquake early warning system sangat ditekankan. Karenanya perlu dilakukan kerjasama dengan pihak BMKG yang memiliki kompetensi terkait pemasangan sensor yang mendekati episentrum gempa sehingga Early Warning System dapat dioptimalkan," papar Rachman.
Proyek yang menjadi salah satu proyek infrastruktur strategis nasional itu di sisi lain, tidak dipungkiri dampak negatif pun akan muncul bagi masyarakat yang terlewati jalur kereta cepat khususnya masyarakat sekitar stasiun kereta api. Pemetaan atau prediksi dampak positif dan negatif sangat penting untuk dapat mengantisipasi dampak positif dan memitigasi dampak negatif aspek sosial bagi masyarakat.
Baca Juga
Menyadari dampak dari proyek ini, Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara (DTS FT Untar) menyelenggarakan webinar yang membahas seputar “Infrastructure Technology Challenge and Socio Economic Impact in JBHSR Project” secara daring, berkolaborasi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Cars Dardela Joint Operation (CDJO), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), pada Sabtu (13/11).
Ketua Penyelenggara, Ni Luh Put Shinta Eka Setyarini (Dosen Fakultas Teknik Untar) menyampaikan, bahwa webinar ini bertujuan untuk mendiseminasikan informasi dan pembelajaran bagi dunia konstruksi di Indonesia dan bagi kalangan akademisi,
“Semoga webinar ini menjadi proses pembelajaran teknis dan akademis bagi para engineer dan Mahasiswa Teknik karena searah dengan aplikasi teknologi terbaru, sertamenjadi media sosialisasi positif dan konstruktif dari proyek kereta api cepat yang masih dalam tahap konstruksi,” jelasnya.
“Saya berharap webinar ini dapat menjadi potensi Indonesia dalam melihat posisi realita transportasi dan menyadari potensi yang ada untuk dapat berkolaborasi antar negara, perusahaan dan profesional khususnya bidang keinsinyuran, serta menghasilkan rekomendasi yang powerful untuk mendorong berkembangnya inovasi transportasi di tanah air,” ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Dr. Ir. Heru Dewanto, S.T., M.Sc.(Eng.), IPU, ASEAN Eng.
Menjelaskan konsep keamanan kereta cepat, General Manager Technical & Design Management Ir. Rachman Suhanda, sebagai salah satu narasumber memaparkan bahwa, Kereta cepat Jakarta-Bandung ini dipastikan memasang Earthquake Early Warning System karena kereta cepat sangat sensitif terhadap perubahan alignment, geometri dan getaran.
“Kalau getaran terlalu besar akan menyebabkan kecelakaan, sehingga penggunaan earthquake early warning system sangat ditekankan. Karenanya perlu dilakukan kerjasama dengan pihak BMKG yang memiliki kompetensi terkait pemasangan sensor yang mendekati episentrum gempa sehingga Early Warning System dapat dioptimalkan," papar Rachman.
tulis komentar anda