Rupiah Perkasa atas Dolar, Ringgit Malaysia Terpuruk
Kamis, 18 November 2021 - 11:03 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Kamis(18/11/2021). Menilik pasar spot Bloomberg hingga pukul 10:17 WIB, mata uang garuda naik 16 poin atau 0,11% di harga Rp14.228 per dolar.
Selain rupiah, sejumlah mata uang lainnya juga menguat terhadap USD, ketika indeks dolar berada di level USD95,74. Yuan China naik sebesar 0,03%, dan yen Jepang 0,01%. Adapun baht Thailand juga naik 0,02%, dan peso Filipina 0,05%.
Sementara mata uang Asia yang terpuruk terhadap dolar, yaitu dolar Hong Kong turun 0,02%, won Korea Selatan merosot 0,02%, dan ringgit Malaysia juga tertekan 0,08%. Dolar Singapura juga anjlok 0,07% dan dolar Taiwan yang terpuruk 0,10%.
Sebagai catatan dolar AS mencapai tertinggi baru sejak Maret 2017 dan diperdagangkan mendekati puncak 16 bulan tertingginya versus sekeranjang mata uang utama pada hari Rabu. Itu terjadi mengingat serangkaian data ekonomi yang kuat mendorong asumsi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve sebelumnya.
Data yang dirilis pada hari Selasa (16/8/2021) menunjukkan bahwa penjualan ritel AS tumbuh 1,7%, lebih baik dari yang diharapkan. Penjualan ritel inti tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7%.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Selasa (16/11/2021) bahwa Fed harus "mengarah ke arah yang lebih hawkish" dalam persiapan untuk inflasi tinggi jangka panjang.
Inflasi pada tingkat yang terus-menerus tinggi dapat meningkatkan asumsi bahwa Federal Reserve dapat menaikkan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
Selain rupiah, sejumlah mata uang lainnya juga menguat terhadap USD, ketika indeks dolar berada di level USD95,74. Yuan China naik sebesar 0,03%, dan yen Jepang 0,01%. Adapun baht Thailand juga naik 0,02%, dan peso Filipina 0,05%.
Sementara mata uang Asia yang terpuruk terhadap dolar, yaitu dolar Hong Kong turun 0,02%, won Korea Selatan merosot 0,02%, dan ringgit Malaysia juga tertekan 0,08%. Dolar Singapura juga anjlok 0,07% dan dolar Taiwan yang terpuruk 0,10%.
Sebagai catatan dolar AS mencapai tertinggi baru sejak Maret 2017 dan diperdagangkan mendekati puncak 16 bulan tertingginya versus sekeranjang mata uang utama pada hari Rabu. Itu terjadi mengingat serangkaian data ekonomi yang kuat mendorong asumsi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve sebelumnya.
Data yang dirilis pada hari Selasa (16/8/2021) menunjukkan bahwa penjualan ritel AS tumbuh 1,7%, lebih baik dari yang diharapkan. Penjualan ritel inti tumbuh lebih baik dari perkiraan 1,7%.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Selasa (16/11/2021) bahwa Fed harus "mengarah ke arah yang lebih hawkish" dalam persiapan untuk inflasi tinggi jangka panjang.
Inflasi pada tingkat yang terus-menerus tinggi dapat meningkatkan asumsi bahwa Federal Reserve dapat menaikkan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda