Kendaraan Listrik Jadi Kunci Kejar Target Bebas Karbon 2060
Kamis, 18 November 2021 - 14:53 WIB
Adapun target tersebut akan dicapai melalui sejumlah strategi, yaitu mengembangkan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke EBT, pengembangan pembangkit gas, menerapkan teknologi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ramah lingkungan.
Tak berhenti disitu, PLN juga akan memensiunkan PLTU batu bara, penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU batu bara, Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.
Sebagai ujung tombak menuju bebas karbon, PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai sebesar USD500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD35-USD40 per ton CO2 ekivalen. Sebab itu, dibutuhkan dukungan berbagai pihak untuk mencapai target tersebut.
Komitmen pemerintah dalam mencapai net zero carbon pada 2060, lanjut Tumiran, patut diapresiasi. Hanya saja, implementasi program di lapangan perlu menyelaraskan kebutuhan badan usaha dalam hal ini PLN.
"Pembangkit EBT ini struktur biayanya tinggi. Maka dari itu, kita mendukung PLN sebagai ujung tombak transisi energi dengan memastikan implementasi mobil listrik, kompor induksi dan sebagainya lebih massif," jelasnya.
Tak berhenti disitu, PLN juga akan memensiunkan PLTU batu bara, penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU batu bara, Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.
Sebagai ujung tombak menuju bebas karbon, PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai sebesar USD500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD35-USD40 per ton CO2 ekivalen. Sebab itu, dibutuhkan dukungan berbagai pihak untuk mencapai target tersebut.
Komitmen pemerintah dalam mencapai net zero carbon pada 2060, lanjut Tumiran, patut diapresiasi. Hanya saja, implementasi program di lapangan perlu menyelaraskan kebutuhan badan usaha dalam hal ini PLN.
"Pembangkit EBT ini struktur biayanya tinggi. Maka dari itu, kita mendukung PLN sebagai ujung tombak transisi energi dengan memastikan implementasi mobil listrik, kompor induksi dan sebagainya lebih massif," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda