Simak! Ini Alasan Kenapa Kita Butuh Daya Tahan Finansial

Rabu, 24 November 2021 - 23:15 WIB
Survei OECD dilakukan di saat dunia menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi. Bencana kesehatan lebih dari dua telah memukul pertumbuhan ekonomi banyak negara dan menekan daya beli masyarakat secara signifikan.

Bertolak dari situasi itu, pihaknya melakukan riset. Objektifnya mempelajari kebiasaan masyarakat dalam menyisihkan uang dan kesadaran membentuk dana darurat. Bank Jago kemudian mendiskusikan hasil survei ini dengan para perencana keuangan untuk mencari formula yang memudahkan masyarakat dalam mengelola uang secara bijak, agar dapat memiliki dana darurat yang memadai. "Kami membuat serangkaian cara menuju kemandirian finansial dari hal paling sederhana," jelas Andy.

Analisa Pengeluaran & Budgeting

Andy mengatakan, ada 6 Fintamin yang diperkenalkan Bank Jago, yaitu Fintamin A (analisa pengeluaran), Fintamin B (Buat rencana pengeluaran/Budgeting), Fintamin C (Cek pengeluaran), Fintamin D (Disiplin Menabung dan Investasi). Fintamin E (eksplorasi kemampuan diri) dan Fintamin K (Kolaborasi Finansial).

Menurut Andy, dari 6 jenis Fintamin ini, yang paling mujarab khasiatnya adalah Fintamin A dan B. Bahkan, kata dia, jika keduanya dijalankan secara rutin dan berkelanjutan, maka setengah dari urusan finansial akan teratasi. "Empat Fintamin yang lain akan terlihat khasiatnya jika 2 Fintamin rutin ini dipraktikkan," jelasnya.

Analisa pengeluaran merupakan garis awal untuk memulai perjalanan menuju sehat finansial. Dari analisa ini, kata dia, seseorang akan mampu mengidentifikasi mana saja pengeluaran yang tidak perlu, penting dan wajib. Selain itu, juga bisa mendiagnosis secara cepat tentang kondisi riil kesehatan finansial.

"Pada akhirnya, evaluasi pengeluaran membuat kita lebih realistis dan bijak dalam memperlakukan penghasilan. Berbekal analisa pengeluaran secara berkala, kita bisa membuat budgeting secara presisi. Budgeting menghindarkan kita dari situasi kehabisan uang sebelum gajian," kata Andy.

Untuk budgeting, Andy menyarankan menyusun skala prioritas secara berurutan. Yang paling utama adalah membayar utang atau cicilan kredit. "Jangan sampai masuk negative list perbankan karena menunggak utang," tegasnya. Prioritas berikutnya alokasi kebutuhan primer rumah tangga, mulai dari membayar tagihan listrik, internet hingga uang sekolah anak. Setelah itu, paksakan alokasi dana untuk menabung atau berinvestasi, berapapun jumlahnya.



Investasi Sekarang Juga
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More