Ramalan 2022: Produksi Minyak Sawit Indonesia dan Malaysia Bakal Meningkat
Jum'at, 03 Desember 2021 - 08:59 WIB
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (CPO) yang rata-rata berada di atas USD 1.000 per ton sepanjang tahun ini, berpotensi terkoreksi tahun depan. Ini karena kondisi global yang membaik pasca pademi sehingga produksi TBS (tandan buah segar) sawit di Indonesia dan Malaysia akan stabil.
Analis komoditas Godrej International Limited, Dorab Mistri mengatakan, operasional perkebunan sawit di Malaysia akan mulai normal tahun depan. Masalah kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 akan teratasi pada awal tahun 2022.
Dengan kondisi tersebut, produksi CPO Malaysia diprediksi meningkat dari 18 juta ton pada tahun 2021 menjadi 19 juta ton pada tahun 2022.
"Akan tetapi, efek tenaga kerja terhadap produksi baru akan terasa pada kuartal dua tahun 2022," ujarnya dalam 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook, Kamis (2/12/2021).
Dorab memprediksi, produksi CPO Indonesia juga mengalami kenaikan 1 juta ton pada 2022. Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan permintaan terhadap energi.
Permintaan terhadap energi naik pada 20/21 sebanyak 2 juta ton. "Permintaan terhadap energi akan terus mengalami kenaikan 2 juta ton pada tahun 21/22," ungkap Dorab.
Menurut dia, penggerak utama pertumbuhan energi adalah biodiesel. Permintaan terhadap minyak nabati untuk makanan juga naik tiga juta ton setiap tahun.
Pada saat pandemi, permintaan tersebut turun dua juta ton. Akan tetapi, permintaan mengalami peningkatan dua juta ton pada saat ini.
Analis komoditas Godrej International Limited, Dorab Mistri mengatakan, operasional perkebunan sawit di Malaysia akan mulai normal tahun depan. Masalah kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 akan teratasi pada awal tahun 2022.
Dengan kondisi tersebut, produksi CPO Malaysia diprediksi meningkat dari 18 juta ton pada tahun 2021 menjadi 19 juta ton pada tahun 2022.
"Akan tetapi, efek tenaga kerja terhadap produksi baru akan terasa pada kuartal dua tahun 2022," ujarnya dalam 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook, Kamis (2/12/2021).
Dorab memprediksi, produksi CPO Indonesia juga mengalami kenaikan 1 juta ton pada 2022. Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan permintaan terhadap energi.
Permintaan terhadap energi naik pada 20/21 sebanyak 2 juta ton. "Permintaan terhadap energi akan terus mengalami kenaikan 2 juta ton pada tahun 21/22," ungkap Dorab.
Menurut dia, penggerak utama pertumbuhan energi adalah biodiesel. Permintaan terhadap minyak nabati untuk makanan juga naik tiga juta ton setiap tahun.
Pada saat pandemi, permintaan tersebut turun dua juta ton. Akan tetapi, permintaan mengalami peningkatan dua juta ton pada saat ini.
tulis komentar anda