Sutrimo, Tante Siska, dan Pengembangan Ekonomi Sirkular ala PEP Sangasanga

Sabtu, 04 Desember 2021 - 23:02 WIB
Di bidang pertaniannya, lanjut dia, Kelompok Setaria antara lain menanam sereh wangi memanfaatkan lahan bekas tambang batubara. Produksi sereh wangi lantas dimanfaatkan untuk bahan pembuatan minyak atsiri yang limbah batang sisa penyulingan lantas digunakan sebagai pakan ternak sapi. Kelompok Setaria ini juga menanam ubi rambat yang bernilai ekonomis, dan batang serta daunnya setelah panen dapat dijadikan bahan pakan ternak. "Jadi dalam semua kegiatan ini, tidak ada sisa yang terbuang, atau zero waste," ungkap Sutrimo.

Sementara di bidang pengembangan, jelas Sutrimo, selain minyak sereh, Kelompok Setaria juga mengolah minyak hasil sulingan tanaman sereh menjadi hand sanitizer yang merupakan produk yang sangat populer di tengah pandemi saat ini.



Sutrimo menegaskan, bagi dirinya serta anggota kelompoknya, Program Tante Siska ini terbukti memberikan dampak signifikan baik dalam segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Sutrimo mengatakan, ia dan kelompoknya kini memperoleh Pendapatan tetap dari penjualan pupuk, minyak sereh dan juga ubi rambat. Di luar itu, ia dan kelompoknya punya "tabungan" tak sedikit dari ternak sapi yang kini sudah berjumlah 15 ekor.

"Jadi, meski saya ini duda, tapi nggak mau cari janda karena sudah punya 'Tante Siska'," selorohnya.

Pada kesempatan itu, Senior Manager PEP Field Sangasanga Gondo Irawan membeberkan aspek ekonomi yang dihasilkan dari program tersebut. Menurut dia, perhitungan pendapatan Kelompok Setaria periode bulan Januari hingga Oktober tahun 2021 tercatat mencapai Rp328 juta, naik signifikan 82,2% dari tahun 2019 saat awal program dimulai, sebesar Rp180 juta. Program ini juga menghasilkan penghematan pembelian pupuk karena memproduksi sendiri senilai Rp48 juta per tahun.

"Untuk aspek lingkungannya, hasil kajian IPB menyebutkan program ini telah mengurangi emisi CO2 dari hasil pembakaran sekam menggunakan alat Damkar sebanyak 7,76 ton CO2 per tahun," tambahnya.

Program Tante Siska, sambung dia, memberikan manfaat secara langsung baik peningkatan pendapatan maupun peningkatan pengetahuan, yakni pada anggota kelompok sejumlah 16 orang, juga manfaat tidak langsung bagi 677 orang. Tak hanya itu, program ini menurutnya juga telah memberikan replikasi pengetahuan pada 6 kelompok tani lain di sekitarnya. "Ke depan, harapannya program yang kita inisiasi sejak 2019 ini dapat menjadi pusat agrowisata, untuk masyarakat dapat belajar proses inovasi di sini," pungkasnya.
(fai)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More