Peran Diaspora Indonesia Kalah Dibanding Filipina, Apalagi India
Rabu, 08 Desember 2021 - 09:03 WIB
BANDUNG - Campur tangan pemerintah untuk mengoptimalkan peran diaspora terhadap pembangunan nasional sangat dibutuhkan. Terlebih, Indonesia memiliki jutaan diaspora yang tersebar di mancanegara.
"Dibanding negara lain, kita ini memiliki diaspora cukup banyak, tapi (peran diaspora Indonesia) belum seperti China, Philipina, bahkan India yang rutin membantu pembangunan di negara asalnya," ungkap Mahkdonal Anwar, Team Leader Program Migrasi dan Diaspora Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia, Selasa (7/12/2021).
Menurut Makhdonal, Indonesia sedang mengarah pada pemanfaatan potensi diaspora di seluruh dunia dalam rangka mengakselerasi pembangunan nasional, sehingga sudah saatnya ruang diskusi dan ruang partisipasi bagi diaspora Indonesia dibuka lebar.
Lebih lanjut Makhdonal mengatakan, sejak tahun 90-an, diaspora Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan keinginannya untuk terlibat jauh dalam pembangunan Indonesia. Namun, baru sekitar tahun 2012 atau di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, seluk beluk diaspora mulai jadi perhatian.
Menurutnya, agar diaspora dapat berkontribusi maksimal terhadap pembangunan nasional, campur tangan pemerintah sangat diperlukan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah, yakni memfasilitasi diaspora yang ingin pulang ke Tanah Air untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional lewat subsidi gaji seperti yang sudah dilakukan oleh GIZ Indonesia beberapa tahun ke belakang.
"Saat mereka ingin kembali ke Indonesia, apakah kerja di NGO, pemerintahan, di kampus, kami memberikan subsidi gaji selama dua tahun penuh. Mungkin gak semuanya diukur uang, tapi untuk bisa berkarya tentu harus mempunyai cost," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Luar Negeri Siti Nugraha Mauludiah mengakui bahwa diaspora memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Siti berharap, Collective Leadership Specialist Indonesia (CLSI) menjadi wadah diskusi dan komunikasi bagi diaspora yang tersebar di mancanegara.
"Saya berharap CLSI menjadi wadah komunikasi dan diskusi tentang isu-isu seputar migrasi dan diaspora ini juga dapat membantu memperkuat jembatan antara program-program pemerintah dengan diaspora," katanya.
"Dibanding negara lain, kita ini memiliki diaspora cukup banyak, tapi (peran diaspora Indonesia) belum seperti China, Philipina, bahkan India yang rutin membantu pembangunan di negara asalnya," ungkap Mahkdonal Anwar, Team Leader Program Migrasi dan Diaspora Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia, Selasa (7/12/2021).
Menurut Makhdonal, Indonesia sedang mengarah pada pemanfaatan potensi diaspora di seluruh dunia dalam rangka mengakselerasi pembangunan nasional, sehingga sudah saatnya ruang diskusi dan ruang partisipasi bagi diaspora Indonesia dibuka lebar.
Lebih lanjut Makhdonal mengatakan, sejak tahun 90-an, diaspora Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan keinginannya untuk terlibat jauh dalam pembangunan Indonesia. Namun, baru sekitar tahun 2012 atau di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, seluk beluk diaspora mulai jadi perhatian.
Menurutnya, agar diaspora dapat berkontribusi maksimal terhadap pembangunan nasional, campur tangan pemerintah sangat diperlukan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah, yakni memfasilitasi diaspora yang ingin pulang ke Tanah Air untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional lewat subsidi gaji seperti yang sudah dilakukan oleh GIZ Indonesia beberapa tahun ke belakang.
"Saat mereka ingin kembali ke Indonesia, apakah kerja di NGO, pemerintahan, di kampus, kami memberikan subsidi gaji selama dua tahun penuh. Mungkin gak semuanya diukur uang, tapi untuk bisa berkarya tentu harus mempunyai cost," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Luar Negeri Siti Nugraha Mauludiah mengakui bahwa diaspora memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Siti berharap, Collective Leadership Specialist Indonesia (CLSI) menjadi wadah diskusi dan komunikasi bagi diaspora yang tersebar di mancanegara.
"Saya berharap CLSI menjadi wadah komunikasi dan diskusi tentang isu-isu seputar migrasi dan diaspora ini juga dapat membantu memperkuat jembatan antara program-program pemerintah dengan diaspora," katanya.
(uka)
tulis komentar anda