Rupiah Berada di Zona Nyaman di Bawah Rp14.000 per USD
Senin, 08 Juni 2020 - 16:52 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin nyaman di bawah level psikologis Rp14.000 per USD. Pada penutupan dagang Senin (8/6/2020), rupiah tergerus 8 poin atau 0,05% ke level Rp13.885 per USD.
Sesi pembukaan, kurs rupiah di pasar spot Bloomberg, dibuka menguat 5 poin menjadi Rp13.872 per USD, dibanding penutupan Jumat pekan kemarin di Rp13.877 per USD.
Meski hari ini menurun, kinerja rupiah secara keseluruhan terus menguat dan semakin nyaman di bawah Rp14.000 per USD. Sejak virus corona diumumkan sebagai pandemi global pada akhir Maret lalu, pada 23 Maret 2020, rupiah sempat terperosok hingga Rp16.575 per USD. Dengan hasil saat ini, rupiah sudah menguat 16,3%.
Sementara itu, melansir dari Bloomberg, sejumlah mata uang Asia ditutup menguat melawan greenback. Ringgit Malaysia menguat 0,27%, disusul baht Thailand bertambah 0,24%, won Korea Selatan naik 0,21%, dolar Singapura lebih tinggi 0,16%, yuan China naik 0,15%, dan yen Jepang menguat 0,08%.
Rupiah dan penguatan mata uang Asia lainnya disebabkan mulai dibukanya ekonomi di beberapa negara sehingga menggairahkan kembali aset berisiko.
Melansir dari Reuters, data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang bertambah 2,5 juta pekerja, memperkuat ekspektasi pemulihan ekonomi, sehingga investor mulai melirik aset berisiko.
"Mata uang komoditas dan mata uang pasar berkembang menemukan pemulihan dengan naik terhadap dolar As ditengah harapan pemulihan ekonomi," kata Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities di Tokyo.
Adapun indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, berada di level 96,888 lebih rendah dari level di atas 97,8 pada pekan lalu.
Sesi pembukaan, kurs rupiah di pasar spot Bloomberg, dibuka menguat 5 poin menjadi Rp13.872 per USD, dibanding penutupan Jumat pekan kemarin di Rp13.877 per USD.
Meski hari ini menurun, kinerja rupiah secara keseluruhan terus menguat dan semakin nyaman di bawah Rp14.000 per USD. Sejak virus corona diumumkan sebagai pandemi global pada akhir Maret lalu, pada 23 Maret 2020, rupiah sempat terperosok hingga Rp16.575 per USD. Dengan hasil saat ini, rupiah sudah menguat 16,3%.
Sementara itu, melansir dari Bloomberg, sejumlah mata uang Asia ditutup menguat melawan greenback. Ringgit Malaysia menguat 0,27%, disusul baht Thailand bertambah 0,24%, won Korea Selatan naik 0,21%, dolar Singapura lebih tinggi 0,16%, yuan China naik 0,15%, dan yen Jepang menguat 0,08%.
Rupiah dan penguatan mata uang Asia lainnya disebabkan mulai dibukanya ekonomi di beberapa negara sehingga menggairahkan kembali aset berisiko.
Melansir dari Reuters, data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang bertambah 2,5 juta pekerja, memperkuat ekspektasi pemulihan ekonomi, sehingga investor mulai melirik aset berisiko.
"Mata uang komoditas dan mata uang pasar berkembang menemukan pemulihan dengan naik terhadap dolar As ditengah harapan pemulihan ekonomi," kata Junichi Ishikawa, ahli strategi valuta asing senior di IG Securities di Tokyo.
Adapun indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, berada di level 96,888 lebih rendah dari level di atas 97,8 pada pekan lalu.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda