Terlilit Utang Rp28 Triliun, AP I Tawarkan Pensiun Dini Mulai 2022
Senin, 13 Desember 2021 - 18:14 WIB
JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I akan membuka opsi pensiun dini bagi karyawannya demi menyehatkan keuangan perusahaan yang tengah dilanda utang hingga Rp28 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyatakan program pensiun dini akan mulai direalisasikan pada tahun 2022. Penerapan program ini secara paralel akan disesuaikan dengan jumlah pergerakan penumpang di 15 bandar udara (bandara) kelolaan AP I.
"Belum (pensiun dini karyawan), itu kan rencana kita di tahun 2022. Sambil secara paralel melihat perkembangan traffic di AP I (bandara)," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Hotel Sari Pacific, Jakarta, Senin (13/12/2021).
Meski skema dan konsep pensiun dini karyawan sudah disusun manajemen, faik menilai belum saatnya langkah efisiensi tersebut dieksekusi. "Jadi konsepnya sudah ada, tapi belum mulai diterapkan, kan nanti untuk di tahun 2022," ucapnya lagi.
Perbaikan dan pembangunan 10 bandara menjadi faktor utama AP I menanggung utang sebesar Rp28 triliun. Pinjaman tersebut berasal dari kredit sindikasi perbankan dan obligasi.
Adapun total utang perseroan hingga November 2021 mencapai Rp32,7 triliun. Rinciannya sindikasi perbankan dan obligasi sebesar Rp28 triliun dan kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan dan supplier senilai Rp4,7 triliun.
Faik mencatat, revitalisasi 10 bandara dari total 15 bandara di bawah pengelolaanya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam skema Penyertaan Modal Negara (PMN) melainkan bersumber dari dana internal perusahaan dan eksternal.
"Jadi, pengembangan kita sama sekali tidak melalui bantuan pemerintah tapi benar-benar melalui internal dan eksternal melalui sindikasi perbankan dan obligasi," katanya.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyatakan program pensiun dini akan mulai direalisasikan pada tahun 2022. Penerapan program ini secara paralel akan disesuaikan dengan jumlah pergerakan penumpang di 15 bandar udara (bandara) kelolaan AP I.
"Belum (pensiun dini karyawan), itu kan rencana kita di tahun 2022. Sambil secara paralel melihat perkembangan traffic di AP I (bandara)," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Hotel Sari Pacific, Jakarta, Senin (13/12/2021).
Meski skema dan konsep pensiun dini karyawan sudah disusun manajemen, faik menilai belum saatnya langkah efisiensi tersebut dieksekusi. "Jadi konsepnya sudah ada, tapi belum mulai diterapkan, kan nanti untuk di tahun 2022," ucapnya lagi.
Perbaikan dan pembangunan 10 bandara menjadi faktor utama AP I menanggung utang sebesar Rp28 triliun. Pinjaman tersebut berasal dari kredit sindikasi perbankan dan obligasi.
Adapun total utang perseroan hingga November 2021 mencapai Rp32,7 triliun. Rinciannya sindikasi perbankan dan obligasi sebesar Rp28 triliun dan kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan dan supplier senilai Rp4,7 triliun.
Faik mencatat, revitalisasi 10 bandara dari total 15 bandara di bawah pengelolaanya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam skema Penyertaan Modal Negara (PMN) melainkan bersumber dari dana internal perusahaan dan eksternal.
"Jadi, pengembangan kita sama sekali tidak melalui bantuan pemerintah tapi benar-benar melalui internal dan eksternal melalui sindikasi perbankan dan obligasi," katanya.
(ind)
tulis komentar anda