Harga CPO Merosot, Harga Minyak Goreng Diharapkan Ikut Turun
Rabu, 15 Desember 2021 - 14:42 WIB
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mengalami koreksi pada perdagangan siang hari ini, Rabu (15/12/2021). Menilik harga acuan di Bursa Derivatif Malaysia pukul 12:38 WIB, CPO untuk kontrak Desember 2021 berada di harga 4.800 ringgit per ton, menurun 6,83% dari sesi sebelumnya di 5.153 ringgit per ton.
Sebagai perbandingan, harga CPO untuk kontrak Januari 2022 juga merosot 254 poin atau 5,11% di 4.708 ringgit per ton dibandingkan harga sesi sebelumnya di 4.962 ringgit per ton. Sedangkan untuk CPO kontrak Februari 2022 sebesar 4.466 ringgit per ton, menurun 233 poin atau 4,95% dari sesi sebelumnya di 4.699 ringgit per ton.
Kendati mengalami koreksi akibat aksi ambil untung investor, sejumlah pihak melihat peluang komoditas CPO di pasar domestik masih menjanjikan hingga awal tahun depan di tengah upaya Pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi CPO dan mengatasi lonjakan harga minyak goreng.
"Proyeksi CPO masih akan meningkat seiring pelonggaran ekonomi dan menurunnya kekhawatiran soal varian Omicron," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia, dikutip (15/12/2021).
Penurunan harga CPO diharapkan berdampak pada harga minyak goreng di Tanah Air. Pasalnya, pihak industri berdalih bahwa kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh tingginya harga CPO dunia.
Pemerintah sendiri terus berupaya mengatasi harga minyak goreng yang naik dua kali lipat. Salah satu langkahnya adalah rencana penggunaan dana kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai strategi untuk menstabilkan harga. Rencana ini tengah dibahas oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Selain menangkis lonjakan harga minyak goreng, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi minyak sawit untuk meningkatkan nilai tambah di pasar ekspor. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) komposisi ekspor minyak sawit Indonesia yang sudah berbentuk olahan sawit mencapai 76%.
Hingga September 2021, total produksi sawit Indonesia mencapai 38,14 juta ton. Dari angka produksi tersebut, ekspor sawit Indonesia sampai September 2021 mencapai 25,67 juta ton. Adapun komposisi ekspor dalam bentuk sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sampai September 2021 hanya sebesar 2,2 juta ton.
"Jadi ekspor dalam bentuk CPO kecil sekali. Sebagian 19,2 juta ton itu sudah dalam bentuk olahan CPO atau sudah dalam bentuk setengah jadi," kata Ketua Bidang Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi.
Sebagai perbandingan, harga CPO untuk kontrak Januari 2022 juga merosot 254 poin atau 5,11% di 4.708 ringgit per ton dibandingkan harga sesi sebelumnya di 4.962 ringgit per ton. Sedangkan untuk CPO kontrak Februari 2022 sebesar 4.466 ringgit per ton, menurun 233 poin atau 4,95% dari sesi sebelumnya di 4.699 ringgit per ton.
Kendati mengalami koreksi akibat aksi ambil untung investor, sejumlah pihak melihat peluang komoditas CPO di pasar domestik masih menjanjikan hingga awal tahun depan di tengah upaya Pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi CPO dan mengatasi lonjakan harga minyak goreng.
"Proyeksi CPO masih akan meningkat seiring pelonggaran ekonomi dan menurunnya kekhawatiran soal varian Omicron," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia, dikutip (15/12/2021).
Penurunan harga CPO diharapkan berdampak pada harga minyak goreng di Tanah Air. Pasalnya, pihak industri berdalih bahwa kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh tingginya harga CPO dunia.
Pemerintah sendiri terus berupaya mengatasi harga minyak goreng yang naik dua kali lipat. Salah satu langkahnya adalah rencana penggunaan dana kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai strategi untuk menstabilkan harga. Rencana ini tengah dibahas oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Selain menangkis lonjakan harga minyak goreng, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi minyak sawit untuk meningkatkan nilai tambah di pasar ekspor. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) komposisi ekspor minyak sawit Indonesia yang sudah berbentuk olahan sawit mencapai 76%.
Hingga September 2021, total produksi sawit Indonesia mencapai 38,14 juta ton. Dari angka produksi tersebut, ekspor sawit Indonesia sampai September 2021 mencapai 25,67 juta ton. Adapun komposisi ekspor dalam bentuk sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sampai September 2021 hanya sebesar 2,2 juta ton.
"Jadi ekspor dalam bentuk CPO kecil sekali. Sebagian 19,2 juta ton itu sudah dalam bentuk olahan CPO atau sudah dalam bentuk setengah jadi," kata Ketua Bidang Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi.
(uka)
tulis komentar anda