Rezeki Nomplok dari Bioflok, Sukses TJSL PEP Tanjung Field di Tabalong
Kamis, 16 Desember 2021 - 22:14 WIB
Juhin memaparkan, keunggulan Peri Sakti lainnya adalah padat tebar benih 500 ekor/m3 dibandingkan kolam tanah yang hanya 100 ekor/m3. Sementara, hasil panen mencapai 120 kg/periode/panen dibandingkan kolam tanah yang hanya 80kg/periode/panen. "Akibatnya, pendapatan naik menjadi Rp3 juta/periode panen dibandingkan kolam tanah Rp2 juta/periode," paparnya.
Tak hanya panen ikan, lanjut Juhin, air limbah dari kolam yang ramah lingkungan dimanfaatkan untuk produksi pupuk cair tanaman. "Bioflok Peri Sakti adalah yang pertama dan satu satunya yang berhasil di Tabalong," katanya.
Beragam inovasi tadi membuatnya makin percaya diri untuk mengembangkan sistem budidaya ini. "Ke depan kami akan mengikuti pelatihan cara membuat pakan sendiri, dan mendaftarkan paten produk kami," ujarnya.
Field Manager PEP Tanjung Sigit Setiawan pada kesempatan yang sama mengatakan, upaya ini bukan tanpa hambatan. Namun, tegas dia, dengan kolaborasi yang baik bersama masyarakat, inovasi tersebut telah menunjukkan hasilnya.
Sigit menambahkan, program pemberdayaan itu tak berhenti sampai di sana. PEP Tanjung Field bekerja sama dengan dinas terkait untuk terus memantau perkembangan program tersebut. Hasilnya, sukses program Peri Sakti tadi akan direplikasi di sejumlah tempat. "Tahun 2022 rencananya akan direplikasi di Lapas Tabalong, serta di tiga provinsi, Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Kita harapkan demand pasar juga makin besar dan kawan-kawan replikasi mudah mempelajarinya," tuturnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong Muhammad Mugeni pun menyatakan apresiasi serta dukungannya kepada PEP Tanjung Field dalam menjalankan program TJSL di bidang perikanan tersebut. Pengembangan program ini di wilayah lain dinilai akan dapat membantu perekonomian masyarakat, yang banyak terdampak oleh pandemi. "Diharapkan ini bisa menjadi momentum pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya setelah pandemi nanti," pungkas Mugeni.
Tak hanya panen ikan, lanjut Juhin, air limbah dari kolam yang ramah lingkungan dimanfaatkan untuk produksi pupuk cair tanaman. "Bioflok Peri Sakti adalah yang pertama dan satu satunya yang berhasil di Tabalong," katanya.
Beragam inovasi tadi membuatnya makin percaya diri untuk mengembangkan sistem budidaya ini. "Ke depan kami akan mengikuti pelatihan cara membuat pakan sendiri, dan mendaftarkan paten produk kami," ujarnya.
Field Manager PEP Tanjung Sigit Setiawan pada kesempatan yang sama mengatakan, upaya ini bukan tanpa hambatan. Namun, tegas dia, dengan kolaborasi yang baik bersama masyarakat, inovasi tersebut telah menunjukkan hasilnya.
Sigit menambahkan, program pemberdayaan itu tak berhenti sampai di sana. PEP Tanjung Field bekerja sama dengan dinas terkait untuk terus memantau perkembangan program tersebut. Hasilnya, sukses program Peri Sakti tadi akan direplikasi di sejumlah tempat. "Tahun 2022 rencananya akan direplikasi di Lapas Tabalong, serta di tiga provinsi, Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Kita harapkan demand pasar juga makin besar dan kawan-kawan replikasi mudah mempelajarinya," tuturnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong Muhammad Mugeni pun menyatakan apresiasi serta dukungannya kepada PEP Tanjung Field dalam menjalankan program TJSL di bidang perikanan tersebut. Pengembangan program ini di wilayah lain dinilai akan dapat membantu perekonomian masyarakat, yang banyak terdampak oleh pandemi. "Diharapkan ini bisa menjadi momentum pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya setelah pandemi nanti," pungkas Mugeni.
(fai)
tulis komentar anda