Inggris Perkuat Posisi sebagai Pusat Keuangan Syariah

Senin, 20 Desember 2021 - 17:20 WIB
Bank of England, bank sentral Inggris yang berlokasi di London. FOTO/Shutterstock
JAKARTA - Bank Sentral Inggris menjadi bank sentral pertama di luar negara mayoritas muslim yang membuka Fasilitas Likuiditas Alternatif (ALF) awal bulan ini. Fasilitas tersebut memberikan bank-bank, yang menurut prinsip syariah tidak dapat membayar atau menerima bunga, kemampuan yang sama untuk menempatkan dana di bank Inggris seperti bank konvensional.

Di bawah model ALF, simpanan peserta didukung oleh dana sekuritas syariah berkualitas tinggi yang dikenal sebagai sukuk. Pengembalian dari instrumen ini, setelah dikurangi biaya operasional, akan dibayarkan kepada deposan sebagai pengganti bunga. Dalam kesempatan pertama, dana tersebut telah membeli sukuk yang diterbitkan oleh Bank Pembangunan Islam.



Hal ini semakin memperkuat posisi Inggris sebagai pusat keuangan Syariah terkemuka di luar negara-negara mayoritas Muslim. Inggris adalah negara mayoritas non-Muslim pertama yang menerbitkan Sukuk Syariah yang Berdaulat pada tahun 2014, dan Sukuk hijau untuk membuka lebih dari USD30 miliar investasi ke dalam kegiatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di COP26.



Kepala Pasar Sterling Rhys Phillips mengatakan bahwa ALF akan membantu sektor keuangan Syariah Inggris untuk bersaing dengan rekan-rekan konvensional sambil tetap setia pada prinsip-prinsip pendirian mereka. "Langkah tersebut akan semakin memperkuat peran Inggris sebagai pusat keuangan internasional terkemuka untuk keuangan Syariah di luar dunia muslim," kata dia, dikutip melalui pernyataan resmi, di Jakarta, Senin (20/12/2021).

Perbankan syariah adalah sektor industri jasa keuangan yang relatif muda dan terus berkembang dari industri keuangan yang lebih luas. Banyak bank di seluruh dunia menawarkan produk keuangan yang Islami atau sesuai dengan prinsip Syariah. Antara lain, kegiatan ini menghindari pembayaran atau penerimaan bunga.

Bank Syariah di Inggris tunduk pada persyaratan peraturan yang sama ketatnya dengan bank konvensional. Ini termasuk memegang penyangga aset likuid berkualitas tinggi (HQLA), untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.

Bank konvensional dapat menyimpan simpanan di bank sentral untuk membantu memenuhi persyaratan penyangga mereka, tetapi bank syariah tidak dapat melakukan ini sebelumnya, karena simpanan di Bank Sentral Inggris biasanya dikenakan bunga.

Pembentukan Fasilitas Likuiditas Alternatif merupakan bagian dari komitmen Bank Sentral Inggris terhadap keragaman, inovasi dan inklusi keuangan. Ini akan membantu memastikan akses dan dukungan yang adil dan setara dari Bank Sentral, dengan memungkinkan bank-bank Islam dan bank-bank Inggris lainnya yang menghadapi pembatasan formal, untuk terlibat dalam aktivitas berbasis bunga untuk menyimpan simpanan di bank sentral, seperti yang dapat dilakukan bank-bank konvensional.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More