Kesulitan Bangun Industri di Kalimantan, Menko Luhut: Bagai Telur dan Ayam

Selasa, 21 Desember 2021 - 19:54 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan, bahwa pengembangan investasi di Kalimantan bukanlkah perkara mudah. Bahkan Ia menganalogikan permasalahan yang dihadapi seperti siapa duluan antara telur dan ayam. Foto/Dok
BULUNGAN - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan, bahwa pengembangan investasi di Kalimantan bukanlkah perkara mudah. Bahkan Ia menganalogikan permasalahan yang dihadapi seperti siapa duluan antara telur dan ayam.



Hal ini disampaikan Menko Luhut saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan Ground Breaking Pembangunan Industri Hijau di Kawasan Bulungan, Kalimantan Utara . Kawasan industri hijau ini dibangun melalui kerja sama sejumlah investor dari dalam dan luar negeri seperti China dan juga Uni Emirat Arab.

“Pengembangan (investasi) di Kalimantan ini bukanlah hal yang mudah. Setelah kami mempelajari permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan antara telur dan ayam, pihak investor industri yang mau masuk wilayah ini bersedia bersedia kalau PLTA sudah dibangun,” kata Menko Luhut dalam Groundbreaking Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (21/12/2021).



Namun terang Menko Luhut, Ia melihat sejak tahun 2015 sampai 2018 menurutnya tidak ada pengembangan yang signifikan hanya perpanjangan izin dari tahun ke tahun. “Sementara investor di PLTA terus berputar putar sehingga pembangunannya tidak maju-maju dan ini dibutuhkan suatu keberanian dan kemampuan eksekusi yang baik untuk merealisasi pembangunan wilayah ini,” ujarnya.



Dengan demikian Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah berkomitmen atau mengatakan dukungannya untuk pembangunan ini. “Karena hanya untuk PLTA kami memperkirakan USD 10 sampai USD 12 miliar, belum lagi untuk pembangunan pelabuhan dan lainnya yang tidak membutuhkan biaya yang sedikit," pungkasnya.

Pembangunan kawasan industri ini diyakini akan menciptakan lapangan kerja bagi kurang lebih 100 ribu tenaga kerja. Sedangkan saat beroperasi diperkirakan akan membutuhkan lebih dari 200 ribu tenaga kerja ditambah tenaga kerja yang diperlukan oleh industri turunan dari produk yang dihasilkan.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More