Akibat Pandemi, Kondisi Ekonomi Indonesia Mundur 35 Tahun
Selasa, 09 Juni 2020 - 15:13 WIB
Menurut Menteri Airlangga, meski dilihat dari indikator makro ekonomi, kondisinya merosot jauh, namun masih ada kabar baiknya. Saat ini lembaga keuangan, khususnya perbankan punya ketahanan yang kuat.
Indikasinya jika pada 1998 banyak bank yang tumbang akibat dana masyarakat yang di tarik besar-besaran dalam waktu yang bersamaan. Maka, sebaliknya, saat ini jumlah dana masyarakat yang disimpan di bank alias Dana Pihak Ketiga (DPK) bertambah.
Kabar baik selanjutnya adalah stabilitas politik yang tetap terjaga. Tidak ada demontrasi antipemerintah besar-besaran yang terjadi. Kerusuhan pun hampir bisa dikatakan tidak ada. Antrian sembako yang dibagikan pemerintah untuk membantu penduduk yang terdampak akibat wabah ini juga berjalan tertib dan aman.
Simpanan Dana di Bank Makin Banyak
Dari pantuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penghimpunan dana masyarakat, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,08 persen yoy pada April 2020. Sementara, pada Maret 2020 DPK bank tumbuh sebesar 9,54 persen yoy. Diketahui pada Maret 2020 DPK yang masuk ke perbankan mencapai Rp 5.979,3 triliun.
Dari laporan bank papan atas di negeri ini, juga terlihat adanya pertumbuhan DPK di kuartal I 2020. Total DPK yang tercatat di bank milik negara atau Himbara per Maret 2020 sebesar Rp 2.611,45 triliun atau tumbuh dua digit 10,23% yoy.
Terbaru, Bank Mandiri baru saja merilis laporan keuangan di tiga bulan pertama tahun ini (8/6/2020). Bank dengan kode saham BMRI ini mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 13,72% atau menjadi Rp 941,3 triliun. Diantara bank anggota Himbara, DPK bank Mandiri tumbuh paling besar. Baja juga: Bank Mandiri Raup Laba Rp7,92 Triliun di Kuartal I/2020.
DPK yang melonjak itu terdiri dari, tabungan yang tumbuh 4,47% menjadi Rp 306,3 triliun. Giro tumbuh 35,79% menjadi Rp 237 triliun dan deposito tumbuh 7,08% menjadi Rp 276,7 triliun. Sementara dari kontribusi anak perusahaan tumbuh 19,42% menjadi Rp 121,4 triliun. Secara umum Mandiri mampu membukukan laba sebesar Rp 7,92 triliun di kuartal I 2020 atau tumbuh 9,44% (yoy). Demikian juga dengan pendapatan yang naik 23,95% menjadi Rp 7,74 triliun.
Sementara itu Bank BRI mampu mengunpulkan DPK lebih dari Rp 1. 000 triliun. Sepanjang kuartal I 2020, Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan, DPK BRI 0 sebesar Rp 1.029 triliun, naik 9,93% dibanding kuartal I 2019. DPK BRI mayoritas berasal dari deposito senilai Rp 422,09 triliun, lalu disusul oleh simpanan tabungan senilai Rp 387,64 triliun, dan giro senilai Rp 168,59 triliun.
Saudara BRI lainnya, yakni Bank BNI juga mencatatakan pertumbuhan DPK. Total DPK yang berhasil dihimpun bank pelat merah ini pada kuartal 1 2020 sebesar Rp 635 triliun, naik sebesar 10,4% yoy. Angka ini masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54%.
Indikasinya jika pada 1998 banyak bank yang tumbang akibat dana masyarakat yang di tarik besar-besaran dalam waktu yang bersamaan. Maka, sebaliknya, saat ini jumlah dana masyarakat yang disimpan di bank alias Dana Pihak Ketiga (DPK) bertambah.
Kabar baik selanjutnya adalah stabilitas politik yang tetap terjaga. Tidak ada demontrasi antipemerintah besar-besaran yang terjadi. Kerusuhan pun hampir bisa dikatakan tidak ada. Antrian sembako yang dibagikan pemerintah untuk membantu penduduk yang terdampak akibat wabah ini juga berjalan tertib dan aman.
Simpanan Dana di Bank Makin Banyak
Dari pantuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penghimpunan dana masyarakat, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,08 persen yoy pada April 2020. Sementara, pada Maret 2020 DPK bank tumbuh sebesar 9,54 persen yoy. Diketahui pada Maret 2020 DPK yang masuk ke perbankan mencapai Rp 5.979,3 triliun.
Dari laporan bank papan atas di negeri ini, juga terlihat adanya pertumbuhan DPK di kuartal I 2020. Total DPK yang tercatat di bank milik negara atau Himbara per Maret 2020 sebesar Rp 2.611,45 triliun atau tumbuh dua digit 10,23% yoy.
Terbaru, Bank Mandiri baru saja merilis laporan keuangan di tiga bulan pertama tahun ini (8/6/2020). Bank dengan kode saham BMRI ini mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 13,72% atau menjadi Rp 941,3 triliun. Diantara bank anggota Himbara, DPK bank Mandiri tumbuh paling besar. Baja juga: Bank Mandiri Raup Laba Rp7,92 Triliun di Kuartal I/2020.
DPK yang melonjak itu terdiri dari, tabungan yang tumbuh 4,47% menjadi Rp 306,3 triliun. Giro tumbuh 35,79% menjadi Rp 237 triliun dan deposito tumbuh 7,08% menjadi Rp 276,7 triliun. Sementara dari kontribusi anak perusahaan tumbuh 19,42% menjadi Rp 121,4 triliun. Secara umum Mandiri mampu membukukan laba sebesar Rp 7,92 triliun di kuartal I 2020 atau tumbuh 9,44% (yoy). Demikian juga dengan pendapatan yang naik 23,95% menjadi Rp 7,74 triliun.
Sementara itu Bank BRI mampu mengunpulkan DPK lebih dari Rp 1. 000 triliun. Sepanjang kuartal I 2020, Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan, DPK BRI 0 sebesar Rp 1.029 triliun, naik 9,93% dibanding kuartal I 2019. DPK BRI mayoritas berasal dari deposito senilai Rp 422,09 triliun, lalu disusul oleh simpanan tabungan senilai Rp 387,64 triliun, dan giro senilai Rp 168,59 triliun.
Saudara BRI lainnya, yakni Bank BNI juga mencatatakan pertumbuhan DPK. Total DPK yang berhasil dihimpun bank pelat merah ini pada kuartal 1 2020 sebesar Rp 635 triliun, naik sebesar 10,4% yoy. Angka ini masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54%.
tulis komentar anda