Bangun Ekosistem Digital, Rumor Lazada Bakal Akuisisi Dana Berhembus
Kamis, 23 Desember 2021 - 20:24 WIB
JAKARTA - Rumor pembelian Dana oleh Lazada berhembus makin kencang, setelah Alibaba dikabarkan akan jor-joran mengembangkan aplikasi e-commerce yang berdiri pertama kali di Singapura itu, dengan menyuntikkan investasi sebesar USD100 miliar sebagaimana diberitakan Bloomberg (17/12). Ditengarai USD1 miliar atau setaraRp14,18 triliun (Kurs Rp14.186/USD) akan dihabiskan untuk pengembangan bisnis Lazada di tanah air, salah satunya dengan akusisi Dana.
“Di sektor digital yang diutamakan adalah membangun ekosistem , karena tidak bisa hanya menawarkan satu layanan saja. Butuh kolaborasi dengan dompet digital atau bikin dompet digital sendiri, agar bisa memberikan pilihan jasa cicilan atau paylater. Jadi harus ada ekosistem,” ujar Pengamat ekonomi dari Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Thomas Dewaranu, mengomentari isu pembelian Dana oleh Lazada ini.
Belakangan Lazada memang terlihat ngebut untuk mengejar dominasi pasar yang saat ini masih dirajai oleh Tokopedia dan Shopee. Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo, dalam salah satu wawancara media pada November lalu mengungkapkan, bahwa pertumbuhan jumlah penjual di Lazada meningkat pesat hampir tiga kali lipat selama masa pandemi ini.
"Kami terus memperkuat ekosistem secara menyeluruh, dan menawarkan banyak peluang untuk bergabung sebagai penjual online, mitra kurir atau frontliner, livestreamer di Laztalent, dan masih banyak lainnya. Berbagai program edukasi dan pemberdayaan juga terus dilakukan untuk memastikan semua elemen di ekosistem kami bisa terus tumbuh,” jelas Ferry.
Tak heran jika kemudian akusisi dompet digital dipilih karena opsi cicilan dengan menggunakan paylater merupakan tawaran menggiurkan bagi pengguna, sehingga bisa menjadi strategi menarik pelanggan serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
“Pasar konsumen digital itu masih besar di Indonesia. Amazon saja baru mulai investasi di Indonesia, artinya prospeknya masih ada. Masih banyak konsumen baru mulai menggunakan internet, dan ini memberikan ruang untuk menyasar konsumen-konsumen tersebut,” imbuh Thomas.
Dana sendiri masih belum mau berkomentar terhadap rumor yang beredar di pasar sejak beberapa bulan terakhir ini.
“Kami tidak akan memberikan pernyataan atau tanggapan apa pun terhadap kabar di luar informasi resmi perusahaan,” ujar VP of Communications Dana, Putri Dianita secara tertulis beberapa waktu yang lalu.
“Di sektor digital yang diutamakan adalah membangun ekosistem , karena tidak bisa hanya menawarkan satu layanan saja. Butuh kolaborasi dengan dompet digital atau bikin dompet digital sendiri, agar bisa memberikan pilihan jasa cicilan atau paylater. Jadi harus ada ekosistem,” ujar Pengamat ekonomi dari Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Thomas Dewaranu, mengomentari isu pembelian Dana oleh Lazada ini.
Belakangan Lazada memang terlihat ngebut untuk mengejar dominasi pasar yang saat ini masih dirajai oleh Tokopedia dan Shopee. Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo, dalam salah satu wawancara media pada November lalu mengungkapkan, bahwa pertumbuhan jumlah penjual di Lazada meningkat pesat hampir tiga kali lipat selama masa pandemi ini.
"Kami terus memperkuat ekosistem secara menyeluruh, dan menawarkan banyak peluang untuk bergabung sebagai penjual online, mitra kurir atau frontliner, livestreamer di Laztalent, dan masih banyak lainnya. Berbagai program edukasi dan pemberdayaan juga terus dilakukan untuk memastikan semua elemen di ekosistem kami bisa terus tumbuh,” jelas Ferry.
Tak heran jika kemudian akusisi dompet digital dipilih karena opsi cicilan dengan menggunakan paylater merupakan tawaran menggiurkan bagi pengguna, sehingga bisa menjadi strategi menarik pelanggan serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
“Pasar konsumen digital itu masih besar di Indonesia. Amazon saja baru mulai investasi di Indonesia, artinya prospeknya masih ada. Masih banyak konsumen baru mulai menggunakan internet, dan ini memberikan ruang untuk menyasar konsumen-konsumen tersebut,” imbuh Thomas.
Dana sendiri masih belum mau berkomentar terhadap rumor yang beredar di pasar sejak beberapa bulan terakhir ini.
“Kami tidak akan memberikan pernyataan atau tanggapan apa pun terhadap kabar di luar informasi resmi perusahaan,” ujar VP of Communications Dana, Putri Dianita secara tertulis beberapa waktu yang lalu.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda