Buwas Pastikan Bulog Bakal Utang Lagi Tahun Depan, Buat Apa?

Selasa, 28 Desember 2021 - 13:30 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas memastikan pihaknya akan kembali melakukan pinjaman atau utang. Foto/Dok SINDOnews/Eko Purwanto
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas memastikan pihaknya akan kembali melakukan pinjaman atau utang. Hal ini terutama manakala ada penugasan pemerintah berupa penyerapan beras dalam negeri untuk ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada tahun depan.

Meski begitu, manajemen belum memilik angka pasti terkait besarnya pinjaman tersebut. Buwas bilang, langkah manajemen untuk menambah utang seiring dengan piutang perusahaan yang belum dibayarkan oleh pemerintah.

"Utang lagi (2022) nambah utang, harus, pasti, misalnya penugasan pemerintah Bulog menyerap 2 juta (ton beras), untuk apa? Saya akan menanyakan kembali untuk apa?" ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (28/12/2021).





Menurut dia, utang pemerintah senilai Rp4 triliun merupakan utang penugasan negara kepada Bulog perihal pengadaan impor beras dan disposal 20.000 ton.

Impor beras yang dimaksud berupa pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara disposal 20.000 ton nilainya Rp173 miliar.

Buwas menyebut hingga saat ini piutang perusahaan belum dibayarkan pemerintah. "Sampai saat ini utang negara kepada Bulog itu hampir Rp4 triliun belum terbayar. Saya sampaikan disposal 20.000 ton lalu sampai saat ini belum ada pembayarannya. Negara punya utang ke kami Rp173 miliar dari situ (disposal)," bebernya.



Pengadaan atau pembelian beras impor yang dilakukan Bulog justru menggunakan pinjaman bank. Buwas menyebut hingga saat ini bunga pinjaman terus berjalan.

Di lain sisi, stok beras impor sejak 2018 lalu masih tersedia. Agar mutunya tetap terjaga, manajemen pun mengeluarkan biaya perawatan. Namun, lantaran sudah bertahun-tahun beras pun turun mutu.

Buwas menegaskan, selama tiga tahun terakhir CBP hasil impor sudah turun mutu. Padahal, kualitas beras yang rendah akan membuat harganya pun anjlok saat dijual di pasaran.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More