Krisis Imbas Pandemi Paling Buruk, Tak Bisa Dibandingkan dengan 1998 dan 2008
Rabu, 10 Juni 2020 - 06:03 WIB
JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai secara global tingkat kedalaman krisis akan seburuk tahun 1930. Hal ini seiring dengan Bank Dunia (World Bank) yang memproyeksikan ekonomi global minus 5,2% pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Ini merepukan resesi ekonomi terdalam sejak Perang Dunia II.
( )
Proyeksi ekonomi global tersebut jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya di bulan Januari 2020, yang menyatakan ekonomi global tumbuh 2,5%.
"Bahkan krisis 1998 dan 2008 tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2020. Ini karena adanya tiga jenis krisis selama pandemi yakni krisis kesehatan, krisis ekonomi maupun krisis psikologis masyarakat," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta.
Sambung dia menerangkan, pandemi membuat produksi dan permintaan global menjadi kacau. Ekspor menurun, impor bahan baku terlambat dan jaringan logistik terimbas lockdown di banyak negara
"Tahun 1998, UMKM masih bisa menopang korban PHK di sektor formal. Tahun 2020, UMKM pun sulit bergerak karena pembatasan aktivitas masyarakat," katanya.
Sebagai informasi pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan kontraksi, demikian juga dengan ekonomi di kawasan Asia Timur. Untuk Asia Tenggara, ekonomi Malaysia negatif 3,1%, Filipina dan Thailand masing-masing tumbuh negatif 1,9% dan 5% di tahun ini.
Sementara itu Indonesia diperkirakan konstan tumbuh pada 2020. Sedangkan, Vietnam diprediksi melambat menjadi 2,8%. Meski tidak kontraksi, tingkat pertumbuhan kedua negara 5,1% dan 3,7% lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia pada Januari.
( )
Proyeksi ekonomi global tersebut jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya di bulan Januari 2020, yang menyatakan ekonomi global tumbuh 2,5%.
"Bahkan krisis 1998 dan 2008 tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2020. Ini karena adanya tiga jenis krisis selama pandemi yakni krisis kesehatan, krisis ekonomi maupun krisis psikologis masyarakat," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta.
Sambung dia menerangkan, pandemi membuat produksi dan permintaan global menjadi kacau. Ekspor menurun, impor bahan baku terlambat dan jaringan logistik terimbas lockdown di banyak negara
"Tahun 1998, UMKM masih bisa menopang korban PHK di sektor formal. Tahun 2020, UMKM pun sulit bergerak karena pembatasan aktivitas masyarakat," katanya.
Sebagai informasi pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan kontraksi, demikian juga dengan ekonomi di kawasan Asia Timur. Untuk Asia Tenggara, ekonomi Malaysia negatif 3,1%, Filipina dan Thailand masing-masing tumbuh negatif 1,9% dan 5% di tahun ini.
Sementara itu Indonesia diperkirakan konstan tumbuh pada 2020. Sedangkan, Vietnam diprediksi melambat menjadi 2,8%. Meski tidak kontraksi, tingkat pertumbuhan kedua negara 5,1% dan 3,7% lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia pada Januari.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda