Stop Ekspor Bahan Mentah, Jokowi: Keberanian Kita Hasilnya Kelihatan
Senin, 03 Januari 2022 - 11:05 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengungkapkan, hasil kebijakan hilirisaasi mulai terlihat yang menurutnya menjadi kunci kenaikan ekspor. Hingga akhirnyaIndonesia untuk pertama kalinya mengalami surplus neraca perdagangan selama 19 bulan.
“Neraca dagang kita surplus USD 34,4 miliar. Dalam 19 bulan surplus terus. Belum pernah kita mengalami seperti ini,” katanya saat pembukaan bursa saham, Senin (3/1/2021).
Da mengatakan bahwa baik ekspor Indonesia year on year naik 49,7%. Sementara impor bahan baku, bahan penolong naik 52,6%. Dia mengatakan kenaikan tersebut karena dihentikannya ekspor bahan mentah.
“Dan ekspor kita kenapa naiknya setinggi itu? Salah satunya karena kita hentikan ekspor raw material, ekspor bahan mentah dari minerba kita yaitu nikel. Yang saya lihat biasanya 1 sampai 2 miliar, kemarin akhir tahun kemarin hampir mencapai 21 miliar, USD 20,8 miliar,” ungkapnya.
“Saya kira keberanian kita menstop itu hasilnya kelihatan. Oleh sebab itu kita akan lanjutkan dengan stop bauksit, stop tembaga, stop timah dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” pungkasnya.
Sebelumnya Jokowi juga sempat mengungkapkan, tidak gencar meski kebijakan stop ekspor bahan mentah membuat banyak negara besar marah. Dia mengatakan bahwa tahun ini ekspor nikel mentah sudah dilakukan. Namun Jokowi berencana untuk menghentikan ekspor bauksit mentah tahun depan.
“Tahun depan ini yang saya incar bauksit stop. Bauksit sudah, tembaga stop. Tembaga sudah, timah stop,” katanya pada akhir Desember lalu.
“Neraca dagang kita surplus USD 34,4 miliar. Dalam 19 bulan surplus terus. Belum pernah kita mengalami seperti ini,” katanya saat pembukaan bursa saham, Senin (3/1/2021).
Da mengatakan bahwa baik ekspor Indonesia year on year naik 49,7%. Sementara impor bahan baku, bahan penolong naik 52,6%. Dia mengatakan kenaikan tersebut karena dihentikannya ekspor bahan mentah.
“Dan ekspor kita kenapa naiknya setinggi itu? Salah satunya karena kita hentikan ekspor raw material, ekspor bahan mentah dari minerba kita yaitu nikel. Yang saya lihat biasanya 1 sampai 2 miliar, kemarin akhir tahun kemarin hampir mencapai 21 miliar, USD 20,8 miliar,” ungkapnya.
“Saya kira keberanian kita menstop itu hasilnya kelihatan. Oleh sebab itu kita akan lanjutkan dengan stop bauksit, stop tembaga, stop timah dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” pungkasnya.
Sebelumnya Jokowi juga sempat mengungkapkan, tidak gencar meski kebijakan stop ekspor bahan mentah membuat banyak negara besar marah. Dia mengatakan bahwa tahun ini ekspor nikel mentah sudah dilakukan. Namun Jokowi berencana untuk menghentikan ekspor bauksit mentah tahun depan.
“Tahun depan ini yang saya incar bauksit stop. Bauksit sudah, tembaga stop. Tembaga sudah, timah stop,” katanya pada akhir Desember lalu.
(akr)
tulis komentar anda