Cegah Jakarta Tenggelam, Menteri dan Gubernur Anies Keroyokan Bangun SPAM
Senin, 03 Januari 2022 - 19:52 WIB
JAKARTA - Ramalan Jakarta akan tenggelam pada 2030 bisa saja jadi kenyataan jika air tanah di Ibukota terus-menerus dieksploitasi. Untuk itu, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta serius melakukan upaya pencegahan agar Jakarta tidak tenggelam, salah satunya melalui penyediaan air minum perpipaan untuk mengurangi ekstraksi air tanah.
Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) Sinergi Dan Dukungan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Provinsi DKI Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (3/1/2022).
Luhut mengatakan, pemerintah melakukan kerja besar ini semata-mata demi mengurangi dan menghentikan pemanfaatan air tanah di Jakarta. "Melalui penyediaan air minum perpipaan yang terjangkau bagi masyarakat Jakarta, upaya ini mampu memenuhi kebutuhan air minum seluruh warga tapa mereka merasakan kekurangan sedikitpun,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Senin (3/1/2022).
Menurut Luhut, MoU ini merupakan milestone yang penting untuk menjawab tantangan di masa Pandemi Covid-19. Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa kepastian penyediaan air minum ke semua lapisan masyarakat menjadi kewajiban pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan salah satu solusi mencegah Jakarta tenggelam.
Untuk itu, Kementerian PUPR berkomitmen membangun tiga SPAM Regional melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mendukung pemenuhan cakupan pelayanan air minum di DKI Jakarta yaitu SPAM Regional Jatiluhur I dan SPAM Regional Karian-Serpong yang saat ini telah berjalan, serta SPAM Regional Ir. H. Djuanda/Jatiluhur II masih dalam tahap penyiapan.
“Dengan terbangunnya tiga SPAM Regional tersebut, diharapkan dapat menambah kapasitas suplai air minum Provinsi DKI Jakarta sebesar 9.254 liter per detik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan sebesar 30%," paparnya.
Sebagai catatan, pemerintah telah menargetkan pada tahun 2030 Jakarta harus sudah mencapai 100% akses layanan air minum perpipaan di mana seluruh masyarakat di DKl Jakarta yang tidak memiliki akses air minum perpipaan, harus segera menikmati hak mereka atas air minum yang bersih dan tersedia.
Dalam hal ini, PAM JAYA yang merupakan BUMD dari Pemprov DKI Jakarta harus mampu menyediakan suplai tambahan sebanyak 11.150 liter per detik, dan tambahan infrastruktur distribusi yang mencakup 35% wilayah pelayanan baru untuk perpipaan ke sekitar 1 juta tambahan pelanggan baru di 2030.
Dalam rangka percepatan proyek tersebut, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan fasilitasi melalui rangkaian pembahasan bersama antara Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta.
“Sejalan dengan pengembangan infrastruktur SPAM, gubernur telah mengeluarkan kebijakan pembatasan dan pelarangan pengambilan air tanah di wilayah yang telah dilayani jaringan perpipaan PAM JAYA,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) Sinergi Dan Dukungan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Provinsi DKI Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (3/1/2022).
Luhut mengatakan, pemerintah melakukan kerja besar ini semata-mata demi mengurangi dan menghentikan pemanfaatan air tanah di Jakarta. "Melalui penyediaan air minum perpipaan yang terjangkau bagi masyarakat Jakarta, upaya ini mampu memenuhi kebutuhan air minum seluruh warga tapa mereka merasakan kekurangan sedikitpun,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Senin (3/1/2022).
Menurut Luhut, MoU ini merupakan milestone yang penting untuk menjawab tantangan di masa Pandemi Covid-19. Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa kepastian penyediaan air minum ke semua lapisan masyarakat menjadi kewajiban pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan salah satu solusi mencegah Jakarta tenggelam.
Untuk itu, Kementerian PUPR berkomitmen membangun tiga SPAM Regional melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mendukung pemenuhan cakupan pelayanan air minum di DKI Jakarta yaitu SPAM Regional Jatiluhur I dan SPAM Regional Karian-Serpong yang saat ini telah berjalan, serta SPAM Regional Ir. H. Djuanda/Jatiluhur II masih dalam tahap penyiapan.
“Dengan terbangunnya tiga SPAM Regional tersebut, diharapkan dapat menambah kapasitas suplai air minum Provinsi DKI Jakarta sebesar 9.254 liter per detik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan sebesar 30%," paparnya.
Sebagai catatan, pemerintah telah menargetkan pada tahun 2030 Jakarta harus sudah mencapai 100% akses layanan air minum perpipaan di mana seluruh masyarakat di DKl Jakarta yang tidak memiliki akses air minum perpipaan, harus segera menikmati hak mereka atas air minum yang bersih dan tersedia.
Dalam hal ini, PAM JAYA yang merupakan BUMD dari Pemprov DKI Jakarta harus mampu menyediakan suplai tambahan sebanyak 11.150 liter per detik, dan tambahan infrastruktur distribusi yang mencakup 35% wilayah pelayanan baru untuk perpipaan ke sekitar 1 juta tambahan pelanggan baru di 2030.
Dalam rangka percepatan proyek tersebut, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan fasilitasi melalui rangkaian pembahasan bersama antara Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta.
“Sejalan dengan pengembangan infrastruktur SPAM, gubernur telah mengeluarkan kebijakan pembatasan dan pelarangan pengambilan air tanah di wilayah yang telah dilayani jaringan perpipaan PAM JAYA,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
(ind)
tulis komentar anda