160 Juta Orang Jatuh Miskin Akibat Pandemi, Tapi Harta Orang Kaya Naik 2 Kali Lipat
Rabu, 19 Januari 2022 - 06:47 WIB
JAKARTA - Dampak Pandemi Covid-19 telah membuat orang terkaya di dunia jauh lebih tajir, tetapi di sisi lain kemunculan virus Covid-19 telah menyebabkan lebih banyak orang hidup dalam kemiskinan, menurut badan amal Oxfam. Pendapatan yang menyusut bagi kelompok termiskin di dunia telah menyebabkan kematian 21.000 orang setiap hari, seperti yang diklaim dalam laporan Oxfam.
Dilansir BBC, Oxfam menyebutkan 10 orang terkaya di dunia memiliki harga dua kali lipat lebih banyak secara kolektif mereka sejak Maret 2020. Oxfam biasanya merilis laporan tentang ketidaksetaraan global pada awal pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos.
WEF (World Economic Forum) biasanya diikuti oleh ribuan pemimpin perusahaan dan politik, selebriti, juru kampanye, ekonom dan jurnalis berkumpul di resor ski Swiss untuk diskusi panel hingga schmoozing. Namun untuk tahun kedua, pertemuan (yang dijadwalkan minggu ini) bakal digelar online setelah muncul varian baru Omicron yang terus mengganas.
Diskusi minggu ini akan mencakup kemungkinan jalur pandemi di masa depan, kesetaraan vaksin dan transisi energi. Kepala eksekutif Oxfam GB, Danny Sriskandarajah mengatakan, laporan biasanya dirilis setiap tahun bertepatan dengan Davos untuk menarik perhatian elit ekonomi, bisnis dan politik.
"Tahun ini, apa yang terjadi adalah di luar skala," katanya.
"Ada miliarder baru yang lahir hampir setiap hari selama pandemi ini, sementara itu 99% populasi dunia mengalami nasib yang lebih buruk karena lockdown, minimnya perdagangan internasional, pariwisata internasional menyusut dan sebagai akibatnya 160 juta lebih jatuh ke jurang kemiskinan," ungkap Kepala eksekutif Oxfam GB, Danny.
"Ada sesuatu yang sangat cacat dengan sistem ekonomi kita," tambahnya.
Dilansir BBC, Oxfam menyebutkan 10 orang terkaya di dunia memiliki harga dua kali lipat lebih banyak secara kolektif mereka sejak Maret 2020. Oxfam biasanya merilis laporan tentang ketidaksetaraan global pada awal pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Baca Juga
WEF (World Economic Forum) biasanya diikuti oleh ribuan pemimpin perusahaan dan politik, selebriti, juru kampanye, ekonom dan jurnalis berkumpul di resor ski Swiss untuk diskusi panel hingga schmoozing. Namun untuk tahun kedua, pertemuan (yang dijadwalkan minggu ini) bakal digelar online setelah muncul varian baru Omicron yang terus mengganas.
Diskusi minggu ini akan mencakup kemungkinan jalur pandemi di masa depan, kesetaraan vaksin dan transisi energi. Kepala eksekutif Oxfam GB, Danny Sriskandarajah mengatakan, laporan biasanya dirilis setiap tahun bertepatan dengan Davos untuk menarik perhatian elit ekonomi, bisnis dan politik.
"Tahun ini, apa yang terjadi adalah di luar skala," katanya.
"Ada miliarder baru yang lahir hampir setiap hari selama pandemi ini, sementara itu 99% populasi dunia mengalami nasib yang lebih buruk karena lockdown, minimnya perdagangan internasional, pariwisata internasional menyusut dan sebagai akibatnya 160 juta lebih jatuh ke jurang kemiskinan," ungkap Kepala eksekutif Oxfam GB, Danny.
"Ada sesuatu yang sangat cacat dengan sistem ekonomi kita," tambahnya.
tulis komentar anda