Menteri Teten Akan Dorong Koperasi Jadi Kanal Pembiayaan bagi UKM
Kamis, 11 Juni 2020 - 12:05 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki berencana mendorong koperasi sebagai kanal pembiayaan kepada UKM secara efektif. Untuk merealisasikan rencana ini, digitalisasi, transparansi, dan akuntabilitas koperasi perlu dikembangkan terlebih dulu.
"Saya akan usulkan kepada Pak Jokowi, tapi kan butuh bukti dulu. Kita akan mendorong Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk merger biar ada kemampuan manajerial untuk menjadi penyalur pembiayaan dana bergulir yang jauh lebih murah dan mudah," ujar Teten di sela kunjungannya ke Koperasi Pasar (Koppas) Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Teten menyampaikan, digitalisasi koperasi akan dilakukan bukan hanya dari segi market online, tapi juga kesehatan, transparansi, dan akuntabilitas. Jika semuanya terbukti baik, kata dia, maka koperasi bisa menjadi kanal pembiayaan langsung bagi UKM.
"Kan kalau semuanya baik, integritasnya baik, KSP bisa menjadi alternatif pembiayaan UMKM di luar perbankan. Kalau di bank kan mereka terhalang oleh NPL," tuturnya.
(Baca Juga: Pernyataan Shadow Banking Jadi Polemik, Ini Penjelasan Kemenkop UKM)
Ia juga menuturkan kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) agar nantinya yang dijadikan jaminan pinjaman bukan lagi menggunakan aset.
"Kalau aset, berat bagi pelaku UKM, jadi saya sarankan pakai record digital kesehatan usaha untuk jaminan. LPDB juga harus ramahlah sama koperasi, pembiayaannya harus ramah, jangan dibikin susah. Ingat, pendekatan dengan masyarakat menengah ke bawah lebih cocok dengan cara tanggung renteng," jelas Teten.
Teten menuturkan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang mendalam terhadap koperasi dan UKM. Kemenkop UKM telah menyiapkan anggaran Rp123,4 triliun untuk membantu koperasi dan UKM yang terdampak. Hingga saat ini, kata dia, Kemenkop UKM masih terhalang oleh data koperasi yang belum terkonsolidasi.
"Kita harus belajar dari kasus BLBI, jangan sampai terulang lagi kasus seperti itu. Krisis ini berbeda dengan di tahun 1998, dimana pada waktu itu, koperasi dan UKM menjadi pahlawan ekonominya di saat banyak perusahaan besar tumbang. Kali ini, koperasi dan UKM juga terimbas berat," ungkapnya.
"Saya akan usulkan kepada Pak Jokowi, tapi kan butuh bukti dulu. Kita akan mendorong Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk merger biar ada kemampuan manajerial untuk menjadi penyalur pembiayaan dana bergulir yang jauh lebih murah dan mudah," ujar Teten di sela kunjungannya ke Koperasi Pasar (Koppas) Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Teten menyampaikan, digitalisasi koperasi akan dilakukan bukan hanya dari segi market online, tapi juga kesehatan, transparansi, dan akuntabilitas. Jika semuanya terbukti baik, kata dia, maka koperasi bisa menjadi kanal pembiayaan langsung bagi UKM.
"Kan kalau semuanya baik, integritasnya baik, KSP bisa menjadi alternatif pembiayaan UMKM di luar perbankan. Kalau di bank kan mereka terhalang oleh NPL," tuturnya.
(Baca Juga: Pernyataan Shadow Banking Jadi Polemik, Ini Penjelasan Kemenkop UKM)
Ia juga menuturkan kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) agar nantinya yang dijadikan jaminan pinjaman bukan lagi menggunakan aset.
"Kalau aset, berat bagi pelaku UKM, jadi saya sarankan pakai record digital kesehatan usaha untuk jaminan. LPDB juga harus ramahlah sama koperasi, pembiayaannya harus ramah, jangan dibikin susah. Ingat, pendekatan dengan masyarakat menengah ke bawah lebih cocok dengan cara tanggung renteng," jelas Teten.
Teten menuturkan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang mendalam terhadap koperasi dan UKM. Kemenkop UKM telah menyiapkan anggaran Rp123,4 triliun untuk membantu koperasi dan UKM yang terdampak. Hingga saat ini, kata dia, Kemenkop UKM masih terhalang oleh data koperasi yang belum terkonsolidasi.
"Kita harus belajar dari kasus BLBI, jangan sampai terulang lagi kasus seperti itu. Krisis ini berbeda dengan di tahun 1998, dimana pada waktu itu, koperasi dan UKM menjadi pahlawan ekonominya di saat banyak perusahaan besar tumbang. Kali ini, koperasi dan UKM juga terimbas berat," ungkapnya.
(fjo)
tulis komentar anda