Sedihnya Pedagang Oleh-oleh Haji dan Umrah, Nyaris Bangkrut Gegara Corona
Rabu, 19 Januari 2022 - 20:20 WIB
JAKARTA - Omzet pedagang oleh-oleh haji dan umrah nyaris bangkrut turun hingga 95% selama pandemi. Hal ini merupakan imbas dari diberhentikannya pemberangkatan ibadah haji dan umrah.
"Selama pandemi ini cukup banyak cobaan dari semua lini. Termasuk kami pedagang oleh-oleh haji yang memang bergantung hanya dari jamaah umrah dan haji. Di mana, dari omzet 100% turun hingga hanya 5%," ujar Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kurma dan Oleh-Oleh Haji Indonesia (APKOHI) Heriyanto saat dihubungi MNC Portal, di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Untuk bertahan di tengah pandemi, para pedagang hanya mengandalkan pendapatan yang ada. Di mana, sudah banyak pedagang yang memilih untuk gulung tikar.
"Dari awal bertahan kita sudah banyak menggunakan biaya dari sewa, karyawan, bahkan untuk sehari hari pun kami menggunakan omzet yang ada. Ada yang tidak kuat mau tidak mau efiensi, ada tokonya tutup dulu untuk menghindari biaya cost yang tinggi, ada juga pengurangan karyawan, bahkan tidak sedikit yang sampai menjual aset-aset pribadi," kata dia.
Kemudian, kata Heriyanto, selama pandemi juga banyak pedagang yang memilih berganti profesi. Selain itu, juga banyak yang bertransformasi dari berjualan offline menjadi online untuk tetap bertahan.
"Banyak juga yang bertransformasi dari offline ke online. Di sini banyak sekali yang melakukan ini demi bertahan. Sebenarnya online sudah ada dari dulu juga, dan memang dia hanya online tapi scope-nya hanya konsumsi harian saja (ritel)," ucapnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, bahwa selama pandemi hanya penjualan online saja yang meningkat. Adapun beberapa produk oleh-oleh haji dan umrah ini seperti herbal dan kurma sangat dibutuhkan masyarakat untuk menambah stamina.
"Produk oleh-oleh haji ini dari herbal dan kurma yang sangat dibutuhkan untuk asupan stamina dan imun tubuh, jadi pada beralih ke online. Sebenarnya tidak bisa menutupi produk lainnya, karena yang laku hanya produk-produk tertentu saja herbal dan kurma yang lumayan trust-nya," jelas Heriyanto.
"Selama pandemi ini cukup banyak cobaan dari semua lini. Termasuk kami pedagang oleh-oleh haji yang memang bergantung hanya dari jamaah umrah dan haji. Di mana, dari omzet 100% turun hingga hanya 5%," ujar Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kurma dan Oleh-Oleh Haji Indonesia (APKOHI) Heriyanto saat dihubungi MNC Portal, di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Untuk bertahan di tengah pandemi, para pedagang hanya mengandalkan pendapatan yang ada. Di mana, sudah banyak pedagang yang memilih untuk gulung tikar.
"Dari awal bertahan kita sudah banyak menggunakan biaya dari sewa, karyawan, bahkan untuk sehari hari pun kami menggunakan omzet yang ada. Ada yang tidak kuat mau tidak mau efiensi, ada tokonya tutup dulu untuk menghindari biaya cost yang tinggi, ada juga pengurangan karyawan, bahkan tidak sedikit yang sampai menjual aset-aset pribadi," kata dia.
Kemudian, kata Heriyanto, selama pandemi juga banyak pedagang yang memilih berganti profesi. Selain itu, juga banyak yang bertransformasi dari berjualan offline menjadi online untuk tetap bertahan.
"Banyak juga yang bertransformasi dari offline ke online. Di sini banyak sekali yang melakukan ini demi bertahan. Sebenarnya online sudah ada dari dulu juga, dan memang dia hanya online tapi scope-nya hanya konsumsi harian saja (ritel)," ucapnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, bahwa selama pandemi hanya penjualan online saja yang meningkat. Adapun beberapa produk oleh-oleh haji dan umrah ini seperti herbal dan kurma sangat dibutuhkan masyarakat untuk menambah stamina.
"Produk oleh-oleh haji ini dari herbal dan kurma yang sangat dibutuhkan untuk asupan stamina dan imun tubuh, jadi pada beralih ke online. Sebenarnya tidak bisa menutupi produk lainnya, karena yang laku hanya produk-produk tertentu saja herbal dan kurma yang lumayan trust-nya," jelas Heriyanto.
(nng)
tulis komentar anda