Lika Liku Perusahaan Lumpur Lapindo: Dulu Dijual Rp18.400, Kini Simpan Harta Karun Dunia
Minggu, 23 Januari 2022 - 17:35 WIB
JAKARTA - Lumpur lapindo di Sidorajo, Jawa Timur, yang menyembur sejak 2006 telah meluluhlantakkan 16 desa dan belasan pabrik. Dampak luapan lumpur itu menyedot keuangan Lapindo Brantas Inc, induk usaha PT Minarak Lapindo Jaya, perusahaan yang memiliki konsesi wilayah kerja di Sidoardjo.
Saat itu, akibat luapan lumpur membuat Lapindo Brantas Inc menjadi perusahaan yang tidak berharga lantaran besarnya biaya ganti rugi yang akan ditanggung. Perusahaan itu pun pernah akan dijual kepada Lyte Ltd dengan harga teramat murah.
Penjualan itu dilakukan pada 2006 lewat dua perusahaan yang memiliki Lapindo Berantas Inc, yaitu Kalila Energy Ltd dan Pan Asia Enterprise Ltd. Masing-masing perusahaan itu dilego sebesar USD1. Jadi totalnya cuma USD2, atau sekitar Rp18.400 (kurs kala itu).
Meski transaksi tersebut kemudian dibatalkan pihak otoritas, namun penjualan yang sangat murah itu mencerminkan bahwa saat itu Lapindo Brantas Inc begitu tidak berharganya sebagai sebuah perusahaan, karena hanya akan mendatangkan rugi.
Benar memang, luapan lumpur lapindo itu hanya menimbulkan kerugian yang sangat fantastis. Disebut-sebut, untuk mendanai ganti rugi atas luapan lumpur lapindo dibutuhkan biaya hinga Rp11 triliun lebih.
Besarnya ganti rugi membuat perusahaan harus menandah tangan meminta bantuan pemerintah. Bantuan itu hingga kini masih menyisakan utang sebesar Rp1,19 triliun, utang yang sejatinya harus dilunasi pada Juli 2019.
Lumpur yang hanya membawa nestapa itu kini mendadak menjelma menjadi lumpur pembawa berkah. Belum lama ini Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan ada kandungan rare earth di lumpur lapindo.
Rare earth atau logam tanah jarang merupakan jenis logam yang tengah diburu dunia. Sebab, harganya ratusan kali lipat dibanding harga batu bara saat ini, bisa mencapai USD178.378 atau Rp2,55 miliar per metrik ton. Sementara harga batu bara hanya di kisaran USD200 per metrik ton.
Nah kini, setelah lumpur lapindo mengandung harta karun dunia, apakah Lapindo Brantas Inc akan menjelma menjadi perusahaan yang berharga? Kita Lihat saja!
Saat itu, akibat luapan lumpur membuat Lapindo Brantas Inc menjadi perusahaan yang tidak berharga lantaran besarnya biaya ganti rugi yang akan ditanggung. Perusahaan itu pun pernah akan dijual kepada Lyte Ltd dengan harga teramat murah.
Penjualan itu dilakukan pada 2006 lewat dua perusahaan yang memiliki Lapindo Berantas Inc, yaitu Kalila Energy Ltd dan Pan Asia Enterprise Ltd. Masing-masing perusahaan itu dilego sebesar USD1. Jadi totalnya cuma USD2, atau sekitar Rp18.400 (kurs kala itu).
Meski transaksi tersebut kemudian dibatalkan pihak otoritas, namun penjualan yang sangat murah itu mencerminkan bahwa saat itu Lapindo Brantas Inc begitu tidak berharganya sebagai sebuah perusahaan, karena hanya akan mendatangkan rugi.
Benar memang, luapan lumpur lapindo itu hanya menimbulkan kerugian yang sangat fantastis. Disebut-sebut, untuk mendanai ganti rugi atas luapan lumpur lapindo dibutuhkan biaya hinga Rp11 triliun lebih.
Besarnya ganti rugi membuat perusahaan harus menandah tangan meminta bantuan pemerintah. Bantuan itu hingga kini masih menyisakan utang sebesar Rp1,19 triliun, utang yang sejatinya harus dilunasi pada Juli 2019.
Lumpur yang hanya membawa nestapa itu kini mendadak menjelma menjadi lumpur pembawa berkah. Belum lama ini Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan ada kandungan rare earth di lumpur lapindo.
Rare earth atau logam tanah jarang merupakan jenis logam yang tengah diburu dunia. Sebab, harganya ratusan kali lipat dibanding harga batu bara saat ini, bisa mencapai USD178.378 atau Rp2,55 miliar per metrik ton. Sementara harga batu bara hanya di kisaran USD200 per metrik ton.
Nah kini, setelah lumpur lapindo mengandung harta karun dunia, apakah Lapindo Brantas Inc akan menjelma menjadi perusahaan yang berharga? Kita Lihat saja!
(uka)
tulis komentar anda