Dorong Pemulihan Ekonomi, Rektor UI Desak Harga BBM Turun di Masa New Normal
Jum'at, 12 Juni 2020 - 13:00 WIB
JAKARTA - Rendahnya harga minyak mentah dunia saat ini seharusnya menjadi momentum untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) . Turunnya harga BBM di masa transisi menuju tatanan kenormalan baru (new normal) diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi.
"Masa transisi new normal ini seharusnya di manfaatkan pemerintah dengan menurunkan harga BBM. Dengan harga BBM murah akan mendorong pemulihan ekonomi," ujar Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro saat webminar bertajuk "Dampak Covid-19 Terhadap BBM" di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM perlu mendorong Pertamina maupun badan usaha lain seperti Total, Shell, ExxonMobil, BP dan Vivo untuk menurunkan harga BBM. Dengan harga BBM murah, imbuhnya, pemulihan ekonomi diharapkan akan lebih cepat. "Selain itu, penurunan harga BBM juga akan meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19," kata dia.
(Baca Juga: Harga BBM Tidak Turun, Pemerintah Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp13,75 T)
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan bahwa penyesuaian harga BBM merupakan ranah Menteri ESDM. Namun pihaknya mengatakan belum turunnya harga BBM disebabkan karena terimbas pandemi Covid-19 akibat dari kebijakan berkegiatan dirumah.
Akibat dari itu, imbuhnya, penurunan permintaan BBM di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia rata-rata mencapai 30-50%. Selain itu, pertimbangan lainnya ialah harga BBM telah diturunkan dua kali sejal akhir Desember tahun lalu khusunya jenis Pertamax Cs.
"Keputusan tidak turunnya harga BBM juga telah disampaikan di DPR. Tapi sekali kebijakan harga berada di tangan Menteri ESDM," tandasnya.
"Masa transisi new normal ini seharusnya di manfaatkan pemerintah dengan menurunkan harga BBM. Dengan harga BBM murah akan mendorong pemulihan ekonomi," ujar Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro saat webminar bertajuk "Dampak Covid-19 Terhadap BBM" di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM perlu mendorong Pertamina maupun badan usaha lain seperti Total, Shell, ExxonMobil, BP dan Vivo untuk menurunkan harga BBM. Dengan harga BBM murah, imbuhnya, pemulihan ekonomi diharapkan akan lebih cepat. "Selain itu, penurunan harga BBM juga akan meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19," kata dia.
(Baca Juga: Harga BBM Tidak Turun, Pemerintah Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp13,75 T)
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengatakan bahwa penyesuaian harga BBM merupakan ranah Menteri ESDM. Namun pihaknya mengatakan belum turunnya harga BBM disebabkan karena terimbas pandemi Covid-19 akibat dari kebijakan berkegiatan dirumah.
Akibat dari itu, imbuhnya, penurunan permintaan BBM di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia rata-rata mencapai 30-50%. Selain itu, pertimbangan lainnya ialah harga BBM telah diturunkan dua kali sejal akhir Desember tahun lalu khusunya jenis Pertamax Cs.
"Keputusan tidak turunnya harga BBM juga telah disampaikan di DPR. Tapi sekali kebijakan harga berada di tangan Menteri ESDM," tandasnya.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda