3 Tips Mudah Agar Pengajuan KUR Lekas Disetujui Bank
Kamis, 03 Februari 2022 - 22:02 WIB
Selain itu, untuk membangun kepercayaan publik terhadap kualitas produk. Maka dari itu, pelaku UMKM perlu segera mengurus legalitas usaha untuk mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing.
2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Memisahkan keuangan rumah tangga atau pribadi dan usaha menunjukkan profesionalitas pelaku usaha dalam mengelola arus kas (cashflow). Terlebih, pada tahap administrasi pengajuan KUR, pihak penyalur akan menganalisa riwayat transaksi dan kredit dari setiap calon peminjam.
Untuk itu, pelaku UMKM direkomendasikan untuk memiliki rekening yang terpisah antara usaha dan pribadi. Ini akan memudahkan proses pengajuan pinjaman karena penelusuran riwayat transaksi dan kredit langsung berfokus pada kegiatan bisnis, tanpa tercampur dengan urusan pribadi. Itulah mengapa, pelaku usaha perlu cermat dan menghindari mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis.
Pemasukan bisnis sebaiknya tidak digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi apapun. Sebagai alternatif, sisihkan sebagian dari keuntungan usaha untuk menggaji diri sendiri. Sistem gaji akan menghindari pemakaian uang usaha untuk kebutuhan pribadi. Kemudian, pisahkan pencatatan keuangan pribadi dan usaha. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa memantau pertumbuhan bisnisnya karena pengelolaan keuangannya lebih tertata,” saran dia.
3. Jurnal Keuangan Rapi
Faktor pendorong keberhasilan pengajuan KUR lainnya adalah memiliki laporan keuangan usaha yang rapi. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dokumen pendukung yang menambah poin akuntabilitas untuk menilai kemampuan pelaku usaha dalam mengelola dana KUR.
Semakin lengkap dokumen pendukung, bisa mempercepat proses pengajuan KUR. Gabriel pun menekankan, sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola keuangan. Untuk memiliki laporan keuangan yang rapi, usahawan perlu membangun kebiasaan mencatat keuangan setiap harinya.
Namun, jika mencatat keuangan secara manual, membutuhkan setidaknya 2 hingga 3 jam untuk melakukan rekap harian. Ini sangat memakan waktu dan tenaga. Tingkat akurasi dan kerapiannya juga kurang.
2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Memisahkan keuangan rumah tangga atau pribadi dan usaha menunjukkan profesionalitas pelaku usaha dalam mengelola arus kas (cashflow). Terlebih, pada tahap administrasi pengajuan KUR, pihak penyalur akan menganalisa riwayat transaksi dan kredit dari setiap calon peminjam.
Untuk itu, pelaku UMKM direkomendasikan untuk memiliki rekening yang terpisah antara usaha dan pribadi. Ini akan memudahkan proses pengajuan pinjaman karena penelusuran riwayat transaksi dan kredit langsung berfokus pada kegiatan bisnis, tanpa tercampur dengan urusan pribadi. Itulah mengapa, pelaku usaha perlu cermat dan menghindari mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis.
Pemasukan bisnis sebaiknya tidak digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi apapun. Sebagai alternatif, sisihkan sebagian dari keuntungan usaha untuk menggaji diri sendiri. Sistem gaji akan menghindari pemakaian uang usaha untuk kebutuhan pribadi. Kemudian, pisahkan pencatatan keuangan pribadi dan usaha. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa memantau pertumbuhan bisnisnya karena pengelolaan keuangannya lebih tertata,” saran dia.
3. Jurnal Keuangan Rapi
Faktor pendorong keberhasilan pengajuan KUR lainnya adalah memiliki laporan keuangan usaha yang rapi. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dokumen pendukung yang menambah poin akuntabilitas untuk menilai kemampuan pelaku usaha dalam mengelola dana KUR.
Semakin lengkap dokumen pendukung, bisa mempercepat proses pengajuan KUR. Gabriel pun menekankan, sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola keuangan. Untuk memiliki laporan keuangan yang rapi, usahawan perlu membangun kebiasaan mencatat keuangan setiap harinya.
Namun, jika mencatat keuangan secara manual, membutuhkan setidaknya 2 hingga 3 jam untuk melakukan rekap harian. Ini sangat memakan waktu dan tenaga. Tingkat akurasi dan kerapiannya juga kurang.
tulis komentar anda