Mendag Beberkan Kunci Optimalkan Potensi Ekspor Hasil Industri Olahan
Kamis, 10 Februari 2022 - 08:55 WIB
JAKARTA - Eskpor produk olahan industru disebut bakal mendominasi dan yang menjadi yang teratas, menggeser produk hasil tambang serta minyak dan gas (migas).
Menteri Perdagangan ( Mendag ) Muhammad Lutfi menilai, hal itu bisa dicapai jika Indonesia mengoptimalkan hilirisasi.
"Saya yakin ekspor produk-produk olahan industri akan lebih kuat di masa mendatang jika Indonesia disiplin melakukan hilirisasi," kata Mendag pada acara Mandiri Investment Forum 2022 secara daring, Rabu (9/2/2022).
Mendag menerangkan, porsi ekspor hasil olahan industri saat ini mencapai 76,49% dan diyakini akan lebih tinggi di masa mendatang.
"Produk olahan akan lebih besar di masa mendatang karena dari sisi pertambangan dan migas akan semakin berkurang proporsinya," tukasnya.
Adapun produk-produk yang menopang ekspor sektor olahan industri adalah otomotif, besi baja, dan elektronika. Untuk diketahui, besi baja Indonesia telah menembus pasar China.
Menurut Lutfi, hal itu berarti Indonesia mampu memperluas jangkauan ekspor besi baja ke negeri lainnya, bahkan seharusnya bisa tembus negara-negara di Afrika.
Lebih lanjut dia menambahkan, produk olahan industri yang menjadi primadona negara tujuan ekspor seperti China adalah Crude Palm Oil (CPO). Sementara untuk ekspor elektronik, Lutfi meyakini proses pengiriman ekspor bisa menjangkau ke negeri seberang selain Singapura.
"Sekitar 18,3% ekspor elektronik Indonesia masuk ke Singapura, itu hanya sebagai negara transit dan akan diekspor kembali ke negara lain," ungkapnya.
Menteri Perdagangan ( Mendag ) Muhammad Lutfi menilai, hal itu bisa dicapai jika Indonesia mengoptimalkan hilirisasi.
"Saya yakin ekspor produk-produk olahan industri akan lebih kuat di masa mendatang jika Indonesia disiplin melakukan hilirisasi," kata Mendag pada acara Mandiri Investment Forum 2022 secara daring, Rabu (9/2/2022).
Mendag menerangkan, porsi ekspor hasil olahan industri saat ini mencapai 76,49% dan diyakini akan lebih tinggi di masa mendatang.
"Produk olahan akan lebih besar di masa mendatang karena dari sisi pertambangan dan migas akan semakin berkurang proporsinya," tukasnya.
Adapun produk-produk yang menopang ekspor sektor olahan industri adalah otomotif, besi baja, dan elektronika. Untuk diketahui, besi baja Indonesia telah menembus pasar China.
Menurut Lutfi, hal itu berarti Indonesia mampu memperluas jangkauan ekspor besi baja ke negeri lainnya, bahkan seharusnya bisa tembus negara-negara di Afrika.
Lebih lanjut dia menambahkan, produk olahan industri yang menjadi primadona negara tujuan ekspor seperti China adalah Crude Palm Oil (CPO). Sementara untuk ekspor elektronik, Lutfi meyakini proses pengiriman ekspor bisa menjangkau ke negeri seberang selain Singapura.
"Sekitar 18,3% ekspor elektronik Indonesia masuk ke Singapura, itu hanya sebagai negara transit dan akan diekspor kembali ke negara lain," ungkapnya.
(agn)
tulis komentar anda