Meninggal Dunia di Usia 83, Bos Bajaj Tinggalkan Harta Rp117,2 Triliun
Senin, 14 Februari 2022 - 12:30 WIB
Dalam pesan belasungkawa, presiden India Ram Nath Kovind mengatakan bahwa karir Rahul mencerminkan kebangkitan dan kekuatan bawaan dari sektor korporasi bangsa.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan, Rahul Bajaj sangat bersemangat tentang pelayanan masyarakat dan merupakan pembicara yang hebat. Pria kelahiran 1938 itu dianugerahi Padma Bhushan, salah satu penghargaan sipil tertinggi di Negeri Sungai Gangga.
Dia adalah mantan anggota Rajya Sabha, majelis tinggi parlemen India. Sebagai anggota aktif dari Konfederasi Industri India, dia menjadi suara bisnis India.
Selama bertahun-tahun, Bajaj selalu hadir di pertemuan Davos Forum Ekonomi Dunia setiap tahun dan sering mengatakan dengan bangga bahwa dia tidak melewatkan satu pun pertemuan akbar tersebut.
Pada pertemuan bisnis dan sosial, Bajaj menjadi sosok mencolok yang dikelilingi oleh sekelompok orang yang dia ceritakan soal pandangan politik yang salah.
Selama beberapa dekade, Bajaj Auto menguasai pasar skuter dan slogan iklannya “Hamara Bajaj”—diterjemahkan sebagai “Bajaj Kami”—mencerminkan loyalitas merek yang telah dibangunnya di antara calon kelas menengah India.
Pada tahun 1984, Hero memasuki pasar sepeda motor dalam usaha patungan dengan Honda Jepang dan akhirnya menyalip Bajaj Auto dalam pangsa pasar.
Rahul Bajaj belajar ekonomi dan hukum sebelum pergi ke Universitas Harvard untuk studi M.B.A. Dia bergabung dengan bisnis keluarga sekembalinya dan mengambil alih Bajaj Auto pada tahun 1970.
Rahul menyerahkan operasi pada tahun 2005 kepada dua putranya Rajiv, yang menjalankan Bajaj Auto, dan Sanjiv yang lebih muda, yang bertanggung jawab atas unit layanan keuangan. Termasuk, kemitraan jangka panjang dengan raksasa asuransi Jerman Allianz Group. Tahun lalu, sang patriarki mengundurkan diri sebagai ketua Bajaj Auto tetapi tetap menjadi ketua emeritus Grup Bajaj.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan, Rahul Bajaj sangat bersemangat tentang pelayanan masyarakat dan merupakan pembicara yang hebat. Pria kelahiran 1938 itu dianugerahi Padma Bhushan, salah satu penghargaan sipil tertinggi di Negeri Sungai Gangga.
Dia adalah mantan anggota Rajya Sabha, majelis tinggi parlemen India. Sebagai anggota aktif dari Konfederasi Industri India, dia menjadi suara bisnis India.
Selama bertahun-tahun, Bajaj selalu hadir di pertemuan Davos Forum Ekonomi Dunia setiap tahun dan sering mengatakan dengan bangga bahwa dia tidak melewatkan satu pun pertemuan akbar tersebut.
Pada pertemuan bisnis dan sosial, Bajaj menjadi sosok mencolok yang dikelilingi oleh sekelompok orang yang dia ceritakan soal pandangan politik yang salah.
Selama beberapa dekade, Bajaj Auto menguasai pasar skuter dan slogan iklannya “Hamara Bajaj”—diterjemahkan sebagai “Bajaj Kami”—mencerminkan loyalitas merek yang telah dibangunnya di antara calon kelas menengah India.
Pada tahun 1984, Hero memasuki pasar sepeda motor dalam usaha patungan dengan Honda Jepang dan akhirnya menyalip Bajaj Auto dalam pangsa pasar.
Rahul Bajaj belajar ekonomi dan hukum sebelum pergi ke Universitas Harvard untuk studi M.B.A. Dia bergabung dengan bisnis keluarga sekembalinya dan mengambil alih Bajaj Auto pada tahun 1970.
Rahul menyerahkan operasi pada tahun 2005 kepada dua putranya Rajiv, yang menjalankan Bajaj Auto, dan Sanjiv yang lebih muda, yang bertanggung jawab atas unit layanan keuangan. Termasuk, kemitraan jangka panjang dengan raksasa asuransi Jerman Allianz Group. Tahun lalu, sang patriarki mengundurkan diri sebagai ketua Bajaj Auto tetapi tetap menjadi ketua emeritus Grup Bajaj.
tulis komentar anda