Hitachi Energy Siap Dukung Transisi Energi di Indonesia
Kamis, 17 Februari 2022 - 14:06 WIB
JAKARTA - Hitachi Energy menegaskan dukungannya pada proses transisi energi di Indonesia menuju energi bersih dan berkelanjutan. Sebagai salah satu pengguna energi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah menetapkan target netralitas karbon pada 2060.
Terkait dengan itu, Presiden Direktur PT Hitachi Sakti Energy Indonesia Michel Burtin mengatakan, transisi energi ini memerlukan jaringan yang lebih kuat dan lebih cerdas. Pasalnya, jaringan baru ini akan mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
"Sebagian besar jaringan yang sudah ada dari beberapa waktu yang lalu, dan saat ini jaringan kelistrikan harus lebih fleksibel, efisien dan dapat diandalkan untuk mendukung permintaan dan pasokan energi terbarukan yang akan datang, dan juga bisa mengatasi kompleksitas grid," ujarnya, Kamis (17/2/2022).
Menurut dia, di tengah meningkatnya pertumbuhan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan yang bersifat fluktuatif dan intermitensi yang tinggi, juga terdapat kebutuhan untuk meningkatkan dan memperluas jaringan kelistrikan secara signifikan dengan tingkat digitalisasi yang tinggi untuk mengakomodir pertumbuhan permintaan listrik dari sektor transportasi, industri dan bangunan.
"Listrik adalah tulang punggung dari seluruh sistem energi. Semua sektor industri akan tumbuh secara signifikan dalam elektrifikasi. Transportasi listrik, proses heating serta konversi industri adalah pendorong utama," ujarnya.
Saat ini, kata dia, yang perlu diperhatikan selain mengoptimalkan penerapan dan pemanfaatan EBT, adalah bagaimana pada saat bersamaan untuk tetap menjaga kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia.
Hitachi Energy, kata dia, berkomitmen mendukung Indonesia melalui integrasi energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, ke dalam sistem grid, menyediakan teknologi perintis, seperti Gardu Digital, Sistem Manajemen Energi Modern, Flexible Alternating Current Transmission Systems (FACTS) untuk membantu mengatasi masalah kualitas daya dalam jaringan transmisi dan distribusi.
Dia menambahkan, perusahaan juga memiliki sistem High Voltage Direct Current (HVDC) untuk menghubungkan jaringan interkoneksi kelistrikan antarpulau, seperti konsep Nusantara Super Grid.
Terkait dengan itu, Presiden Direktur PT Hitachi Sakti Energy Indonesia Michel Burtin mengatakan, transisi energi ini memerlukan jaringan yang lebih kuat dan lebih cerdas. Pasalnya, jaringan baru ini akan mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
"Sebagian besar jaringan yang sudah ada dari beberapa waktu yang lalu, dan saat ini jaringan kelistrikan harus lebih fleksibel, efisien dan dapat diandalkan untuk mendukung permintaan dan pasokan energi terbarukan yang akan datang, dan juga bisa mengatasi kompleksitas grid," ujarnya, Kamis (17/2/2022).
Menurut dia, di tengah meningkatnya pertumbuhan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan yang bersifat fluktuatif dan intermitensi yang tinggi, juga terdapat kebutuhan untuk meningkatkan dan memperluas jaringan kelistrikan secara signifikan dengan tingkat digitalisasi yang tinggi untuk mengakomodir pertumbuhan permintaan listrik dari sektor transportasi, industri dan bangunan.
"Listrik adalah tulang punggung dari seluruh sistem energi. Semua sektor industri akan tumbuh secara signifikan dalam elektrifikasi. Transportasi listrik, proses heating serta konversi industri adalah pendorong utama," ujarnya.
Saat ini, kata dia, yang perlu diperhatikan selain mengoptimalkan penerapan dan pemanfaatan EBT, adalah bagaimana pada saat bersamaan untuk tetap menjaga kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia.
Hitachi Energy, kata dia, berkomitmen mendukung Indonesia melalui integrasi energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, ke dalam sistem grid, menyediakan teknologi perintis, seperti Gardu Digital, Sistem Manajemen Energi Modern, Flexible Alternating Current Transmission Systems (FACTS) untuk membantu mengatasi masalah kualitas daya dalam jaringan transmisi dan distribusi.
Dia menambahkan, perusahaan juga memiliki sistem High Voltage Direct Current (HVDC) untuk menghubungkan jaringan interkoneksi kelistrikan antarpulau, seperti konsep Nusantara Super Grid.
tulis komentar anda