Polemik Minyak Goreng Tambah Beban UKM, Pengusaha Wanita: Tolong Cari Solusi Nyata
Rabu, 23 Februari 2022 - 08:24 WIB
JAKARTA - Harga minyak goreng yang masih melambung di tambah langkanya di pasaran, membuat banyak pelaku UKM wanita di Indonesia terkena dampak. Jika dibiarkan terlalu lama keadaan yang seperti saat ini, dikhawatirkan akan berdampak pada meruginya para pengusaha kecil tersebut.
"Sudah banyak keluhan dari anggota kami, terutama yang bergerak di bidang kuliner, minyak goreng bukan hanya mahal tapi juga sulit didapatkan. Sekalipun ada, pasti ada syarat dan ketentuan berlaku untuk membelinya, padahal minyak goreng menjadi salah satu bahan utama penunjang usaha mereka," tutur Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) , Nita Yudi, Rabu (23/2/2022).
Padahal, selama pandemi Covid-19 ini, para wanita yang bergelut di bidang UKM kuliner tersebut terus bergelut melawan tantangan. Baik itu dalam bentuk permodalan ataupun tantangan mendapatkan pelanggan.
Ditambah lagi mahalnya harga minyak goreng, serta langkanya di pasaran, lantaran banyaknya pengusaha yang menimbun. Ini membuat para pelaku usaha kecil banyak mendapat hambatan.
"Selama pandemi ini laporan kami pelaku UKM kuliner justru yang selangkah lebih maju. Jangan sampai hanya karena polemik minyak goreng malah semakin membuat mereka terpuruk, mereka ini sudah mencoba bangkit, mendapatkan kembali pelanggannya," tutur Nita Yudi.
Dia pun berharap, polemik minyak goreng yang merata dari Sabang sampai Merauke ini tidaklah berlarut. Pemerintah diharapkan melahirkan solusi dalam waktu dekat, jangan sampai malah menambah beban masyarakat di tengah pandemi dan pemulihan ekonomi, terutama ekonomi kecil.
"Tolong segera cari solusi nyata, agar masyarakat, terutama pelaku usaha kecil yang selama Pandemi Covid-19 ini justru penyumbang pemulihan ekonomi negara tidak berlarut-larut terkena dampaknya," ujar Nita Yudi.
"Sudah banyak keluhan dari anggota kami, terutama yang bergerak di bidang kuliner, minyak goreng bukan hanya mahal tapi juga sulit didapatkan. Sekalipun ada, pasti ada syarat dan ketentuan berlaku untuk membelinya, padahal minyak goreng menjadi salah satu bahan utama penunjang usaha mereka," tutur Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) , Nita Yudi, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga
Padahal, selama pandemi Covid-19 ini, para wanita yang bergelut di bidang UKM kuliner tersebut terus bergelut melawan tantangan. Baik itu dalam bentuk permodalan ataupun tantangan mendapatkan pelanggan.
Ditambah lagi mahalnya harga minyak goreng, serta langkanya di pasaran, lantaran banyaknya pengusaha yang menimbun. Ini membuat para pelaku usaha kecil banyak mendapat hambatan.
"Selama pandemi ini laporan kami pelaku UKM kuliner justru yang selangkah lebih maju. Jangan sampai hanya karena polemik minyak goreng malah semakin membuat mereka terpuruk, mereka ini sudah mencoba bangkit, mendapatkan kembali pelanggannya," tutur Nita Yudi.
Dia pun berharap, polemik minyak goreng yang merata dari Sabang sampai Merauke ini tidaklah berlarut. Pemerintah diharapkan melahirkan solusi dalam waktu dekat, jangan sampai malah menambah beban masyarakat di tengah pandemi dan pemulihan ekonomi, terutama ekonomi kecil.
"Tolong segera cari solusi nyata, agar masyarakat, terutama pelaku usaha kecil yang selama Pandemi Covid-19 ini justru penyumbang pemulihan ekonomi negara tidak berlarut-larut terkena dampaknya," ujar Nita Yudi.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda