Perang Rusia-Ukraina Ganggu Pemulihan Ekonomi Global, Indonesia Ikut Terdampak
Minggu, 27 Februari 2022 - 17:11 WIB
Jika konflik berkepanjangan, rantai pasok global bisa terganggu. Padahal, dalam dua tahun pandemi ini saja terjadi hambatan logistik yang memicu kenaikan harga komoditas.
Jika pasokan komoditas dan logistik pengiriman terhambat, serta infrastruktur utama seperti pelabuhan di area Black Sea jika rusak akibat perang, maka negara maju dapat memberikan sanksi banned atas komoditas Rusia. Hal ini akan memperburuk harga komoditas sehubungan rendahnya pasokan global.
Lebih lanjut, Eisha juga membeberkan dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap pasar keuangan. Hal ini juga terkait sanksi yang diberikan AS terhadap pemain pasar keuangan dan perusahaan teknologi Rusia.
Menurut Eisha, dampak ekonominya cukup serius bagi Rusia namun tidak fatal mengingat Negeri Beruang Merah kemungkinan masih akan mendapatkan bantuan dari China dalam kaitan hubungan dagang dan keuangan.
“Harga komoditas meningkat, inflasi, dan situasi ekonomi global akan mengubah skenario the Fed dalam menaikkan suku bunga," ungkapnya.
Sementara itu, bagi emerging market seperti Indonesia, dampaknya bisa memperlambat pemulihan ekonomi. Selain itu juga berdampak pada pasar keuangan domestik seperti nilai tukar dan pergerakan IHSG.
"Dampaknya ke depresiasi nilai tukar rupiah, potensi capital outflow, dan balance of payment (BoP). Di pasar keuangan, juga dapat terdampak pada penyaluran kredit, dan kinerja korporasi," paparnya.
Jika pasokan komoditas dan logistik pengiriman terhambat, serta infrastruktur utama seperti pelabuhan di area Black Sea jika rusak akibat perang, maka negara maju dapat memberikan sanksi banned atas komoditas Rusia. Hal ini akan memperburuk harga komoditas sehubungan rendahnya pasokan global.
Lebih lanjut, Eisha juga membeberkan dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap pasar keuangan. Hal ini juga terkait sanksi yang diberikan AS terhadap pemain pasar keuangan dan perusahaan teknologi Rusia.
Menurut Eisha, dampak ekonominya cukup serius bagi Rusia namun tidak fatal mengingat Negeri Beruang Merah kemungkinan masih akan mendapatkan bantuan dari China dalam kaitan hubungan dagang dan keuangan.
“Harga komoditas meningkat, inflasi, dan situasi ekonomi global akan mengubah skenario the Fed dalam menaikkan suku bunga," ungkapnya.
Sementara itu, bagi emerging market seperti Indonesia, dampaknya bisa memperlambat pemulihan ekonomi. Selain itu juga berdampak pada pasar keuangan domestik seperti nilai tukar dan pergerakan IHSG.
"Dampaknya ke depresiasi nilai tukar rupiah, potensi capital outflow, dan balance of payment (BoP). Di pasar keuangan, juga dapat terdampak pada penyaluran kredit, dan kinerja korporasi," paparnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda