OJK Sebut Perbankan di Jawa Barat Tumbuh Positif

Senin, 15 Juni 2020 - 11:37 WIB
Foto/SINDOnews
BANDUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat meyakinkan, industri perbankan nasional, khususnya di Jawa Barat, saat ini dalam kondisi stabil dan terjaga. Masyarakat diminta tidak mudah percaya isu miring terkait kondisi perbankan nasional di tengah pandemi Corona.

Menurut Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Triana Gunawan, industri perbankan nasional saat ini dalam kondisi stabil dan terjaga. Hal itu tecermin dari rasio keuangan hingga April 2020 yang berada dalam batas aman (treshold), seperti permodalan (CAR) 22,13%, kredit bermasalah (NPL) 2,89%, dan kecukupan likuiditas, yaitu rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK terpantau pada level 117,8% dan 25,14%. Kondisi itu jauh di atas threshold masing-masing yang sebesar 50% dan 10%.

"Begitu pun di Jawa Barat. Kondisi perbankan tumbuh positif, seperti kredit/pembiayaan sebesar 4,16% (yoy), DPK sebesar 7,99% (yoy) dan rasio keuangan yang masih terjaga dengan loan deposit ratio sebesar 88,94%, serta NPL sebesar 3,53%," jelas dia, Senin (15/6/2020). ( Baca: Rupiah Kembali Berotot di Awal Pekan Saat Yuan China Merosot )

Dengan kondisi tersebut, perbankan Jawa Barat memiliki ruang yang cukup untuk berkembang dan turut berkontribusi dalam mendukung program pemulihan ekonomi. Tecermin dari pemberian restrukturisasi kepada 1,28 juta debitur yang terdampak Corona dengan outstanding kredit/pembiayaan mencapai Rp70,49 triliun sampai dengan akhir Mei 2020.



Menurut dia, hal itu menanggapi beredar berita lama yang mengkaitkan kondisi beberapa bank.Viralnya berita lama tersebut juga dimanfaatkan oknum yang tidak beretika sebagai marketing gimmick untuk menarik nasabah bank.

Dia meminta, nasabah tidak perlu khawatir, takut, atau ragu terhadap bank-bank tersebut, karena pengawasannya dilakukan langsung oleh OJK. Otoritas juga akan terus berupaya untuk menjaga kondisi dan kinerja industri perbankan serta mendorong bank dalam mengambil langkah perbaikan yang diperlukan.

"Di antaranya melalui penggabungan usaha dan meminta komitmen dari pemegang saham untuk menjaga kecukupan likuiditas dan memperkuat permodalan," imbuh Triawan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More