Pedagang Pasar: Minyak Goreng Murah Kami Tunggu-tunggu, Tapi Tak Kunjung Datang
Kamis, 10 Maret 2022 - 18:47 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono mengungkapkan, janji Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang akan mendistribusikan minyak goreng murah ke pasar tradisional setelah ritel modern, pada kenyataannya tidak terealisasikan.
"Kemendag menjanjikan seminggu setelah ritel modern mendistribusikan minyak goreng murah, pasar tradisional akan mendapatkan gilirannya. Tapi kenyataannya lebih dari seminggu, minyak goreng murah masih belum tersedia di pasar tradisional. Itu kami tunggu-tunggu loh, tapi enggak ada sama sekali," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3/2022).
Padahal lanjut dia, saat ini pasar tradisional yang harus lebih diprioritaskan mengingat kelompok ini sangat terpukul dengan adanya pandemi. Seperti saat adanya pembatasan mobilitas, pembeli jarang datang ke pasar tradisional.
Bahkan hingga kini banyak pedagang pasar mengaku sepi pembeli tak seperti sebelum pandemi. "Masyarakat masih belum berani ke pasar tradisional ketimbang ritel modern kan, yah harusnya kami yang lebih terpukul," ucap Sudaryono.
Selain itu, dia juga membeberkan perihal kebijakan Kemendag yang menjanjikan pedagang tradisional akan mendapat retur minyak goreng dari distributor dengan harga murah. Namun, pada kenyataannya, proses penukaran atau return minyak goreng kepada pedagang pasar dipersulit.
"Yah kalau pun bisa, hanya 3 persen lah pedagang kita bisa mereturn stok minyak goreng lamanya dengan yang baru. Selebihnya itu dipersulit," ungkapnya.
Sudaryo menegaskan, para pedagang pasar hanya ingin diperlakukan adil oleh pemerintah sehingga persoalan distribusi minyak goreng bisa cepat selesai dan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga HET sebagaimana ditetapkan pemerintah.
"Kami mau mendapatkan opportunity yang sama dengan ritel modern untuk dapat akses barang yang murah, harusnya kami dibantu karena Covid-19 ini kami yang paling terpukul seharusnya," tandasnya.
"Kemendag menjanjikan seminggu setelah ritel modern mendistribusikan minyak goreng murah, pasar tradisional akan mendapatkan gilirannya. Tapi kenyataannya lebih dari seminggu, minyak goreng murah masih belum tersedia di pasar tradisional. Itu kami tunggu-tunggu loh, tapi enggak ada sama sekali," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3/2022).
Padahal lanjut dia, saat ini pasar tradisional yang harus lebih diprioritaskan mengingat kelompok ini sangat terpukul dengan adanya pandemi. Seperti saat adanya pembatasan mobilitas, pembeli jarang datang ke pasar tradisional.
Bahkan hingga kini banyak pedagang pasar mengaku sepi pembeli tak seperti sebelum pandemi. "Masyarakat masih belum berani ke pasar tradisional ketimbang ritel modern kan, yah harusnya kami yang lebih terpukul," ucap Sudaryono.
Selain itu, dia juga membeberkan perihal kebijakan Kemendag yang menjanjikan pedagang tradisional akan mendapat retur minyak goreng dari distributor dengan harga murah. Namun, pada kenyataannya, proses penukaran atau return minyak goreng kepada pedagang pasar dipersulit.
"Yah kalau pun bisa, hanya 3 persen lah pedagang kita bisa mereturn stok minyak goreng lamanya dengan yang baru. Selebihnya itu dipersulit," ungkapnya.
Sudaryo menegaskan, para pedagang pasar hanya ingin diperlakukan adil oleh pemerintah sehingga persoalan distribusi minyak goreng bisa cepat selesai dan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga HET sebagaimana ditetapkan pemerintah.
"Kami mau mendapatkan opportunity yang sama dengan ritel modern untuk dapat akses barang yang murah, harusnya kami dibantu karena Covid-19 ini kami yang paling terpukul seharusnya," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda