Gubernur Bank Sentral: Pakai Uang Rusia untuk Membangun Kembali Ukraina
Kamis, 10 Maret 2022 - 21:00 WIB
KIEV - Gubernur Bank Sentral Ukraina, Kyrylo Shevchenko mengatakan, aset Rusia yang dibekukan harus digunakan untuk membangun kembali Ukraina setelah perang. Ia menyerukan daftar sanksi tambahan, mulai dari memotong kartu pembayaran hingga menangguhkan akses Rusia ke IMF.
Diterangkan juga olehnya, setiap hari sanksi yang ditunda "mengorbankan nyawa warga sipil dan anak-anak," katanya dalam sebuah wawancara. Untuk alasan keamanan, dia menjawab pertanyaan yang dikirim melalui email kepada BBC.
Shevchenko menekankan, bahwa Rusia pada akhirnya harus membayar untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan selama invasi. "Kebutuhan akan uang akan sangat besar," katanya kepada BBC.
"Itu bisa dipenuhi melalui pinjaman dan hibah dari organisasi multinasional dan bantuan langsung dari negara lain," ucapnya.
Sebagian besar pembiayaan diperlukan sebagai perbaikan dari agresi, termasuk dana yang saat ini dibekukan di negara-negara sekutu Ukraina.
Sementara itu cadangan devisa Rusia senilai USD630 miliar setara dengan Rp8.987 triliun (kurs Rp14.265 per USD) yang diperkirakan disimpan di luar negeri, dan secara efektif dibekukan oleh sanksi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan tempat-tempat lain. Hal itu diyakini akan menjadi dana miliaran dolar yang sangat dibutuhkan untuk rekonstruksi, jika Ukraina dapat mengaksesnya setelah perang berakhir.
Donasi
Sekitar 11 miliar hryvnia atau setara USD350 juta yang bila dirupiahkan mencapai Rp4,9 triliun, telah dibayarkan ke dua rekening khusus yang dibuat oleh Bank Nasional Ukraina untuk menerima sumbangan yang dipakai buat pendanaan militer dan untuk tujuan kemanusiaan, kata Shevchenko.
Akun donasi khusus untuk militer dibuat pada 24 Februari untuk menerima sumbangan internasional maupun lokal dalam berbagai mata uang. Sementara akun serupa untuk tujuan kemanusiaan didirikan pada 1 Maret.
Diterangkan juga olehnya, setiap hari sanksi yang ditunda "mengorbankan nyawa warga sipil dan anak-anak," katanya dalam sebuah wawancara. Untuk alasan keamanan, dia menjawab pertanyaan yang dikirim melalui email kepada BBC.
Baca Juga
Shevchenko menekankan, bahwa Rusia pada akhirnya harus membayar untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan selama invasi. "Kebutuhan akan uang akan sangat besar," katanya kepada BBC.
"Itu bisa dipenuhi melalui pinjaman dan hibah dari organisasi multinasional dan bantuan langsung dari negara lain," ucapnya.
Sebagian besar pembiayaan diperlukan sebagai perbaikan dari agresi, termasuk dana yang saat ini dibekukan di negara-negara sekutu Ukraina.
Sementara itu cadangan devisa Rusia senilai USD630 miliar setara dengan Rp8.987 triliun (kurs Rp14.265 per USD) yang diperkirakan disimpan di luar negeri, dan secara efektif dibekukan oleh sanksi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan tempat-tempat lain. Hal itu diyakini akan menjadi dana miliaran dolar yang sangat dibutuhkan untuk rekonstruksi, jika Ukraina dapat mengaksesnya setelah perang berakhir.
Donasi
Sekitar 11 miliar hryvnia atau setara USD350 juta yang bila dirupiahkan mencapai Rp4,9 triliun, telah dibayarkan ke dua rekening khusus yang dibuat oleh Bank Nasional Ukraina untuk menerima sumbangan yang dipakai buat pendanaan militer dan untuk tujuan kemanusiaan, kata Shevchenko.
Akun donasi khusus untuk militer dibuat pada 24 Februari untuk menerima sumbangan internasional maupun lokal dalam berbagai mata uang. Sementara akun serupa untuk tujuan kemanusiaan didirikan pada 1 Maret.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda