Disambut Antusias Investor, Dua Hari Right Issue bank bjb Terjual Lebih dari 75 Persen
Jum'at, 11 Maret 2022 - 18:17 WIB
BANDUNG - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb) dengan kode emiten BJBR berhasil mencatat penjualan saham lebih dari 75 persen selama dua hari pelaksanaan right issue untuk hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tahun 2022.
Pencapaian lebih dari 75 persen penjualan dari target, mayoritas berasal dari pemerintah daerah (Pemda) di Jawa Barat dan Banten. Mereka melakukan penambahan modal di bank bjb, seiring semakin prospektifnya kinerja bank bjb dalam beberapa dekade terakhir.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, pada perdagangan hari pertama HMETD pihaknya mencatat hampir semua daerah di Jabar dan Banten melakukan penambahan penyertaan modal melalui right issue bank bjb.
"Alhamdulillah hari pertama perdagangan HMETD, minat investor sangat baik, dari total target yang ditetapkan telah lebih dari 75 persen diserap oleh pemegang saham," jelas Yuddy.
Dengan tingginya minat pemegang saham, semakin meningkatkan optimisme penyerapan right issue yang ditargetkan dapat menyerap dana Rp924,99 miliar. Apalagi, masa perdagangan masih panjang sampai 16 Maret 2022.
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, tingginya minat pemegang saham dalam hal ini pemerintah daerah, menunjukkan komitmen pemda dalam mendukung langkah perseroan. Apalagi, selama beberapa tahun terakhir bank bjb terus mencatat kinerja cukup baik sehingga memberi tambahan pendapatan asli daerah (PAD).
"Sejak hari pertama, mereka langsung menyerap. Artinya mereka sangat mendukung kemajuan bank bjb. Kenapa, karena memang di situ ada simbiosis mutualisme. PAD mereka naik dan dari sisi program digitalisasi keuangan, pemda sangat mengandalkan kami. Ini yang sedang kami gencarkan terutama dalam meningkatkan fee based income," jelasnya.
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, selain right issue, tahun ini bank bjb juga berencana menerbitkan kembali obligasi subordinasi sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Gencarnya penambahan modal ini seiring komitmen perseroan meningkatkan kemampuan digitalisasi menjadi bank hybrid.
Diketahui, bank bjb memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 21 Februari 2022 dengan struktur final atas Right Issue pertama bank bjb adalah untuk proceed yang diharapkan yaitu sebanyak-banyaknya Rp924.999.591.375. Jumlah saham seri B baru yang diterbitkan yaitu 682.656.525 lembar atau 6,94 persen dari jumlah lembar saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada perseroan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar telah menyatakan akan mengeksekusi seluruh HMETD yang diperolehnya. Dimana anggaran untuk PMHMETD ini telah tercantum dalam APBD murni Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2022.
Untuk right issue kali ini, perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 1.355 per lembar saham, dengan rasio 80 HMETD untuk setiap 1.153 saham yang dimiliki. Dengan demikian faktor dilusi atas right issue ini adalah sebesar-besarnya 6,49 persen dan dana yang diperoleh akan dipergunakan perseroan untuk memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit. Arif budianto
Pencapaian lebih dari 75 persen penjualan dari target, mayoritas berasal dari pemerintah daerah (Pemda) di Jawa Barat dan Banten. Mereka melakukan penambahan modal di bank bjb, seiring semakin prospektifnya kinerja bank bjb dalam beberapa dekade terakhir.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, pada perdagangan hari pertama HMETD pihaknya mencatat hampir semua daerah di Jabar dan Banten melakukan penambahan penyertaan modal melalui right issue bank bjb.
"Alhamdulillah hari pertama perdagangan HMETD, minat investor sangat baik, dari total target yang ditetapkan telah lebih dari 75 persen diserap oleh pemegang saham," jelas Yuddy.
Dengan tingginya minat pemegang saham, semakin meningkatkan optimisme penyerapan right issue yang ditargetkan dapat menyerap dana Rp924,99 miliar. Apalagi, masa perdagangan masih panjang sampai 16 Maret 2022.
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, tingginya minat pemegang saham dalam hal ini pemerintah daerah, menunjukkan komitmen pemda dalam mendukung langkah perseroan. Apalagi, selama beberapa tahun terakhir bank bjb terus mencatat kinerja cukup baik sehingga memberi tambahan pendapatan asli daerah (PAD).
"Sejak hari pertama, mereka langsung menyerap. Artinya mereka sangat mendukung kemajuan bank bjb. Kenapa, karena memang di situ ada simbiosis mutualisme. PAD mereka naik dan dari sisi program digitalisasi keuangan, pemda sangat mengandalkan kami. Ini yang sedang kami gencarkan terutama dalam meningkatkan fee based income," jelasnya.
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, selain right issue, tahun ini bank bjb juga berencana menerbitkan kembali obligasi subordinasi sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Gencarnya penambahan modal ini seiring komitmen perseroan meningkatkan kemampuan digitalisasi menjadi bank hybrid.
Diketahui, bank bjb memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 21 Februari 2022 dengan struktur final atas Right Issue pertama bank bjb adalah untuk proceed yang diharapkan yaitu sebanyak-banyaknya Rp924.999.591.375. Jumlah saham seri B baru yang diterbitkan yaitu 682.656.525 lembar atau 6,94 persen dari jumlah lembar saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada perseroan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar telah menyatakan akan mengeksekusi seluruh HMETD yang diperolehnya. Dimana anggaran untuk PMHMETD ini telah tercantum dalam APBD murni Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2022.
Untuk right issue kali ini, perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 1.355 per lembar saham, dengan rasio 80 HMETD untuk setiap 1.153 saham yang dimiliki. Dengan demikian faktor dilusi atas right issue ini adalah sebesar-besarnya 6,49 persen dan dana yang diperoleh akan dipergunakan perseroan untuk memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit. Arif budianto
(srf)
tulis komentar anda