Pabrik Beroperasi Normal, PIM Apresiasi Kementerian ESDM
Minggu, 13 Maret 2022 - 14:07 WIB
JAKARTA - Pabrik PIM-2 yang sebelumnya dikabarkan berhenti mati, dipastikan sudah siap beroperasi kembali untuk mengamankan pasokan pupuk terutama di wilayah Sumatera Bagian Utara . Demikian disampaikan Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Budi Santoso Syarif di Jakarta, Minggu (13/3/2022).
“Kami tegaskan kembali, bahwa pabrik PIM-2 tidak mengalami kendala pasokan gas. Saat ini pasokan gas dari Medco kami yakinkan baik-baik saja. Jumat kemarin sempat mati karena ada kendala teknis di internal, namun kini sudah siap berjalan normal kembali,” tegas Budi.
Budi mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Kementerian ESDM selama ini untuk mengamankan pasokan gas untuk beroperasinya pabrik-pabrik PT PIM. “Kami sangat berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Menteri ESDM yang saat ini juga tengah mengupayakan datangnya lima kargo yang diperuntukan bagi reaktivasi PIM-1,” katanya.
Dukungan yang diberikan Pak Menteri ESDM untuk reaktivasi ini memang sangat luar biasa, apalagi ditengah situasi sulit akibat konflik di Eropa Timur dimana banyak negara justru sedang mengalami kekurangan pasokan gas. “Komunikasi kami dengan Kementerian ESDM dan juga SKK Migas cukup intens terkait hal ini”, tegasnya.
Budi juga menjelaskan, bahwa reaktivasi Pabrik PIM-1 yang dilakukan beberapa waktu lalu, menggunakan LNG sisa dari alokasi kargo tahun 2021. “Alhamdulillah, pihak Kementerian ESDM akan mengupayakan pengalihan kargo dari tempat lain agar bisa digunakan oleh PIM-1,” kata Budi.
Sambil menunggu kargo, pabrik dimatikan dulu untuk melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan. “Karena pabrik sudah lama mati, jadi perlu dilakukan perawatan dengan lebih cermat,” tambahnya.
“Berkat pasokan gas yang ada, PIM-1 sudah bisa beroperasi lagi setelah mati suri selama 10 tahun, namun saat ini memang kami matikan lagi dan alokasi gasnya kami gunakan sebagai cadangan bagi PIM-2,” kata Budi.
Lebih lanjut Budi menambahkan bahwa PT PIM di tahun 2022 menargetkan produksi urea sebesar 640 ribu ton. “Kami cukup optimis target tersebut dapat tercapai bila pasokan gas dan tambahan kargo bisa kami dapatkan,” katanya.
PIM juga sedang melakukan diversifikasi produk dengan membangun pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun. “Dengan adanya pabrik baru dan dukungan kuat dari Kementerian ESDM dalam penyediaan gas untuk reaktivasi PIM-1, insyaallah kami dapat semakin mantap mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pupuk, terutama di wilayah Sumatera Bagian Utara,” terangnya.
PIM sendiri saat ini mempunyai stok pupuk dari Lini 1 hingga Lini 3 sebesar 60.563 ton. Angka tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tanggung jawab PT PIM hingga sebulan ke depan. “Jadi pasokan pupuk, khususnya pupuk subsidi, aman sesuai alokasi,” tegas Budi.
“Kami tegaskan kembali, bahwa pabrik PIM-2 tidak mengalami kendala pasokan gas. Saat ini pasokan gas dari Medco kami yakinkan baik-baik saja. Jumat kemarin sempat mati karena ada kendala teknis di internal, namun kini sudah siap berjalan normal kembali,” tegas Budi.
Budi mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Kementerian ESDM selama ini untuk mengamankan pasokan gas untuk beroperasinya pabrik-pabrik PT PIM. “Kami sangat berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Menteri ESDM yang saat ini juga tengah mengupayakan datangnya lima kargo yang diperuntukan bagi reaktivasi PIM-1,” katanya.
Dukungan yang diberikan Pak Menteri ESDM untuk reaktivasi ini memang sangat luar biasa, apalagi ditengah situasi sulit akibat konflik di Eropa Timur dimana banyak negara justru sedang mengalami kekurangan pasokan gas. “Komunikasi kami dengan Kementerian ESDM dan juga SKK Migas cukup intens terkait hal ini”, tegasnya.
Budi juga menjelaskan, bahwa reaktivasi Pabrik PIM-1 yang dilakukan beberapa waktu lalu, menggunakan LNG sisa dari alokasi kargo tahun 2021. “Alhamdulillah, pihak Kementerian ESDM akan mengupayakan pengalihan kargo dari tempat lain agar bisa digunakan oleh PIM-1,” kata Budi.
Sambil menunggu kargo, pabrik dimatikan dulu untuk melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan. “Karena pabrik sudah lama mati, jadi perlu dilakukan perawatan dengan lebih cermat,” tambahnya.
“Berkat pasokan gas yang ada, PIM-1 sudah bisa beroperasi lagi setelah mati suri selama 10 tahun, namun saat ini memang kami matikan lagi dan alokasi gasnya kami gunakan sebagai cadangan bagi PIM-2,” kata Budi.
Lebih lanjut Budi menambahkan bahwa PT PIM di tahun 2022 menargetkan produksi urea sebesar 640 ribu ton. “Kami cukup optimis target tersebut dapat tercapai bila pasokan gas dan tambahan kargo bisa kami dapatkan,” katanya.
PIM juga sedang melakukan diversifikasi produk dengan membangun pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun. “Dengan adanya pabrik baru dan dukungan kuat dari Kementerian ESDM dalam penyediaan gas untuk reaktivasi PIM-1, insyaallah kami dapat semakin mantap mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pupuk, terutama di wilayah Sumatera Bagian Utara,” terangnya.
PIM sendiri saat ini mempunyai stok pupuk dari Lini 1 hingga Lini 3 sebesar 60.563 ton. Angka tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tanggung jawab PT PIM hingga sebulan ke depan. “Jadi pasokan pupuk, khususnya pupuk subsidi, aman sesuai alokasi,” tegas Budi.
(akr)
tulis komentar anda