Pertamina Buka Peluang Impor Minyak Murah Rusia
Senin, 28 Maret 2022 - 21:17 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membuka peluang melakukan impor minyak Rusia di tengah boikot negara- negara barat imbas invasi ke Ukraina. Saat ini, Pertamina sedang melakukan pendekatan terkait rencana pembelian minyak murah tersebut.
"Di saat situasi geopolitik ini, kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah melakukan approach terkait hal itu," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (28/3/2022).
Menurut Nicke, minyak mentah tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan. Namun demikian pembelian minyak menunggu revamping kilang tersebut direncanakan tuntas Mei 2022.
Saat ini, Kilang Balongan hanya bisa menerima minyak mentah dengan tingkat yang sulfur rendah, seperti yang diproduksi oleh Saudi Aramco. Harga minyak ini tergolong mahal dan suplainya terbatas.
"Dengan revamping ini, salah satunya yang selesai Mei 2022 kilang Balongan, Balongan ini akan lebih fleksibel menggunakan jenis crude apapun," ujarnya.
Nicke melanjutkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait hal ini, karena menyentuh isu politis.
"Tidak ada masalah sepanjang perusahaan yang deal dengan kita tidak kena sanksi. Untuk pembayarannya, kami koordinasi mungkin melalui India atau apa. Secara politis tidak ada masalah, business to business murni, sepanjang perusahaan yang kita beli tidak kena sanksi. Kita lihat opportunity saja," ujarnya.
"Di saat situasi geopolitik ini, kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah melakukan approach terkait hal itu," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (28/3/2022).
Menurut Nicke, minyak mentah tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan. Namun demikian pembelian minyak menunggu revamping kilang tersebut direncanakan tuntas Mei 2022.
Saat ini, Kilang Balongan hanya bisa menerima minyak mentah dengan tingkat yang sulfur rendah, seperti yang diproduksi oleh Saudi Aramco. Harga minyak ini tergolong mahal dan suplainya terbatas.
"Dengan revamping ini, salah satunya yang selesai Mei 2022 kilang Balongan, Balongan ini akan lebih fleksibel menggunakan jenis crude apapun," ujarnya.
Nicke melanjutkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait hal ini, karena menyentuh isu politis.
"Tidak ada masalah sepanjang perusahaan yang deal dengan kita tidak kena sanksi. Untuk pembayarannya, kami koordinasi mungkin melalui India atau apa. Secara politis tidak ada masalah, business to business murni, sepanjang perusahaan yang kita beli tidak kena sanksi. Kita lihat opportunity saja," ujarnya.
(nng)
tulis komentar anda