Menilik Transformasi Besar Sasa Inti di Balik Tangan Dingin Rudolf Tjandra

Rabu, 06 April 2022 - 14:59 WIB
Rudolf Tjandra, Chief Executive Officer dan Presiden Direktur PT Sasa Inti (Foto: Doc. Istimewa)
JAKARTA - Jika berbicara soal strategi transformasi perusahaan skala besar, sosok yang satu ini tentunya tak boleh luput dari pandangan Anda. Dia adalah Rudolf Tjandra, Chief Executive Officer sekaligus Presiden Direktur PT Sasa Inti yang dikenal piawai melakukan banyak terobosan baru di berbagai perusahaan yang pernah dia pimpin.

Terbukti, berkat tangan dinginnya, perusahaan besar di kategori fast-moving consumer goods (FMCG) tersebut mampu bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Seperti diketahui, pria ini pernah bekerja di banyak perusahaan multinasional, seperti Kvaener AS, Roche, Aqua, Bentoel, Sampoerna, hingga PT Softex Indonesia.

“Saya banyak berkecimpung di bidang strategi, entah itu marketing, sales, dan juga business development. Transformasi bisnis ini menjadi bagian penting dalam manajemen karier saya,” ujar Rudolf.

Sejak 2019, Rudolf telah memulai terobosannya dengan mengubah citra dan persepsi Sasa yang identik sebagai ‘MSG Company’ menjadi ‘Kitchen Food Brand Company’. Dirinya pun berhasil membalikkan stigma negatif masyarakat terhadap Monosodium Glutamat (MSG) yang dianggap tidak sehat menjadi produk yang aman dikonsumsi.



Tentunya upaya ini didasari dengan berbagai data, penelitian, dan kampanye kreatif melalui portofolio produk Sasa yang terfortifikasi alias bervitamin dan mineral, seperti tepung bumbu, serta santan sehat yang mengandung omega dan fiber yang terus-menerus digaungkan kepada masyarakat luas.

“Saya suka berseloroh, MSG itu berbahaya bila dimakan bersama bungkusnya. Edukasi gencar yang kami lakukan cukup sukses. Hanya dalam tiga tahun edukasi ini mampu mengikis konotasi negatif akan MSG turun 50 persen, khususnya di kalangan usia di bawah 50 tahun,” katanya.

Sejatinya, produk perusahaan yang berslogan ‘Sasa Melezatkan’ ini memiliki peranan yang cukup berarti dalam melezatkan dan menyehatkan aneka makanan. Terbukti, Sasa Inti mampu menguasai lebih dari 60 persen pangsa pasar MSG di Indonesia hingga saat ini.

“Inovasi-inovasi yang kami jalankan berfokus pada upaya Sasa melakukan delighting consumer. Kami meluncurkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan mampu meminimalisir kecemasan mereka,” tuturnya.

Strategi Rudolf untuk menjadikan Sasa sebagai perusahaan yang memegang teguh prinsip ‘being consumer centric’ dan ‘being meaningfully different’ juga terbilang sukses besar. Setelah mempelajari studi yang dilakukan Kantar, dia percaya bahwa aspek meaningful dapat berkontribusi 50 persen pada terbentuknya brand power dan brand equity.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More