Libur Paskah, Rupiah Diprediksi Menguat Terbatas Senin Depan
Kamis, 14 April 2022 - 21:30 WIB
JAKARTA - Nilai mata uang rupiah diprediksi akan menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot Senin depan, 18 April 2022.
Pengamat pasar uang sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan mata uang Garuda masih cenderung fluktuatif. Sebagai catatan, jelang libur Paskah , rupiah berakhir naik 18 poin di Rp14.362.
"Untuk perdagangan Senin depan (18/4), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.330 - Rp14.360," kata Ibra, sapaan akrabnya, kepada media, Kamis (14/4/2022).
Ibra mencermati fundamental ekonomi Indonesia menjadi penopang nilai tukar mengingat pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama 2022 berada di 4,8-5,2 persen.
"Itu juga diperkuat dari data kinerja sektor Industri Pengolahan Triwulan Pertama 2022 yang terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi," tutur Ibra.
Sementara dari luar negeri, kinerja dolar yang lesu dinilai merupakan respons terhadap kinerja imbal hasil / yield di pasar obligasi AS yang menghentikan kenaikannya. Diketahui, acuan imbal hasil US Treasury AS tenor 10-tahun mengalami penurunan pada hari Rabu (13/4).
Selain itu, prospek terhadap Bank Sentral Eropa yang lebih hawkish terhadap kebijakan moneter juga akan terus menjadi perhatian pasar.
"Para investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa di kemudian hari, untuk melihat apakah mereka berada dalam suasana hati yang sama, jadi lebih hawkish seperti rekan-rekan (bank sentral) lainnya," pungkasnya.
Pengamat pasar uang sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan mata uang Garuda masih cenderung fluktuatif. Sebagai catatan, jelang libur Paskah , rupiah berakhir naik 18 poin di Rp14.362.
"Untuk perdagangan Senin depan (18/4), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.330 - Rp14.360," kata Ibra, sapaan akrabnya, kepada media, Kamis (14/4/2022).
Ibra mencermati fundamental ekonomi Indonesia menjadi penopang nilai tukar mengingat pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama 2022 berada di 4,8-5,2 persen.
"Itu juga diperkuat dari data kinerja sektor Industri Pengolahan Triwulan Pertama 2022 yang terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi," tutur Ibra.
Sementara dari luar negeri, kinerja dolar yang lesu dinilai merupakan respons terhadap kinerja imbal hasil / yield di pasar obligasi AS yang menghentikan kenaikannya. Diketahui, acuan imbal hasil US Treasury AS tenor 10-tahun mengalami penurunan pada hari Rabu (13/4).
Selain itu, prospek terhadap Bank Sentral Eropa yang lebih hawkish terhadap kebijakan moneter juga akan terus menjadi perhatian pasar.
"Para investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa di kemudian hari, untuk melihat apakah mereka berada dalam suasana hati yang sama, jadi lebih hawkish seperti rekan-rekan (bank sentral) lainnya," pungkasnya.
(nng)
tulis komentar anda