Milenial di BUMN, Ekonom: Pelajari Model Bisnis Agar Tak Salah Langkah
Jum'at, 19 Juni 2020 - 12:15 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) makin banyak merangkul kaum muda dan generasi milenial sebagai bagian dari manajemen perseroan pelat merah.
Langkah itu dinilai positif, namun perlu disertai upaya keras dari para generasi muda yang didapuk sebagai bagian dari manajemen BUMN tersebut untuk menguasai model bisnis serta hal lainnya agar benar-benar dapat berkontribusi memajukan BUMN.
Ekonom Institute Development of Economics and Finance (INDEF) Abrar PG Talattov mengatakan, para milenial ini harus betul-betul mempelajari dan menguasai mopdel bisnis dari BUMN agar tidak salah langkah dalam memajukan perusahaan milik negara.
"Harus belajar business culture-nya dan urusan birokrasi dan pemerintah. Beradaptasi terhadap business culture yang berbeda itu butuh kelihaian secara profesional," ujar Abrar saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
(baca Juga: Rombak Direksi BUMN, Erick Thohir Tak Takut Diancam)
Dia melanjutkan, pemahaman akan model bisnis perlu dilakukan untuk menghasilkan ide serta menghadapi liku-liku bisnis di lingkungan BUMN. Jika tidak bisa berhadapan dengan model bisnis BUMN ini, Abrar khawatir penunjukan kaum muda ini malah menjadi antiklimaks dan menghambat kinerja BUMN.
"Takutnya shock, yang mana kemudian jadi antiklimaks, bisa bikin frustasi. Karena bisnis model harus dipaparkan ke direksi dan pemerintah," jelasnya.
Terlepas dari itu, Abrar menilai pertimbangan utama pejabat di lingkungan BUMN sudah tepat untuk tidak berdasarkan umur. Yang utama, tegas dia, adalah kompetensi dan kredibilitas, serta hal yang menjadi sorotan Erick Thohir belakangan ini, yaitu akhlak.
"Cerminan dari kredibel bukan persoalan umur. Kompetensi dan track record, pengalaman dan kredibilitas penting untuk membuat BUMN jauh dari kepentingan (pribadi atau golongan)," tandasnya.
Langkah itu dinilai positif, namun perlu disertai upaya keras dari para generasi muda yang didapuk sebagai bagian dari manajemen BUMN tersebut untuk menguasai model bisnis serta hal lainnya agar benar-benar dapat berkontribusi memajukan BUMN.
Ekonom Institute Development of Economics and Finance (INDEF) Abrar PG Talattov mengatakan, para milenial ini harus betul-betul mempelajari dan menguasai mopdel bisnis dari BUMN agar tidak salah langkah dalam memajukan perusahaan milik negara.
"Harus belajar business culture-nya dan urusan birokrasi dan pemerintah. Beradaptasi terhadap business culture yang berbeda itu butuh kelihaian secara profesional," ujar Abrar saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
(baca Juga: Rombak Direksi BUMN, Erick Thohir Tak Takut Diancam)
Dia melanjutkan, pemahaman akan model bisnis perlu dilakukan untuk menghasilkan ide serta menghadapi liku-liku bisnis di lingkungan BUMN. Jika tidak bisa berhadapan dengan model bisnis BUMN ini, Abrar khawatir penunjukan kaum muda ini malah menjadi antiklimaks dan menghambat kinerja BUMN.
"Takutnya shock, yang mana kemudian jadi antiklimaks, bisa bikin frustasi. Karena bisnis model harus dipaparkan ke direksi dan pemerintah," jelasnya.
Terlepas dari itu, Abrar menilai pertimbangan utama pejabat di lingkungan BUMN sudah tepat untuk tidak berdasarkan umur. Yang utama, tegas dia, adalah kompetensi dan kredibilitas, serta hal yang menjadi sorotan Erick Thohir belakangan ini, yaitu akhlak.
"Cerminan dari kredibel bukan persoalan umur. Kompetensi dan track record, pengalaman dan kredibilitas penting untuk membuat BUMN jauh dari kepentingan (pribadi atau golongan)," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda