Sumber Pendapatan Garuda Tersisa Satu, Apakah Itu?
Jum'at, 19 Juni 2020 - 16:17 WIB
JAKARTA - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengukapkan bahwa akibat pandemi Covid-19, Garuda telah kehilangan empat sumber pendapatan utama pada di tahun ini. Yang tersisa menjadi sumber pendapatan Garuda cuma satu.
“Dalam setahun bagi industri pernerbang ada lima peak season yang menjadi sumber pendapatan. Namun akibat pandemi, empat peak season pernerbangan hilang dan tinggal satu,” katanya dalam diskusi secara virtual, Jumat (19/6/2020). ( Baca:UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Akan Dimudahkan Akses Permodalan )
Ia menjelaskan, empat peak season tersebut di antaranya, yaitu pertama, mudik lebaran. Adanya larangan mudik membuat maskapai kehilangan banyak penumpang. Kedua, masa liburan sekolah. Hampir semua penerbangan booking-an pada bulan Juni-Juli dibatalkan penumpang.
Ketiga, penerbangan umroh. Biasanya Garuda dapat menerbangkan 400 ribu sampai 500 ribu penumpang, namun semua itu hilang karena ada larangan penerbangan umroh. Terakhir, naik haji. Penerbangan naik haji ini banyak sekali mengangkut penumpang dalam waktu singkat. Walaupun terkadang saat pesawat pulang dalam keadaan kosong.
"Dengan kehilangan keempat peak season tersebut, tentu sangat mengganggu cash flow keuangan Garuda" terangnya.
Ia menambahkan, di tahun ini maskpai penerbangan hanya tinggal mengandalkan pendapatan dari peak season terakhir, yaitu libur akhir tahun.
“Dalam setahun bagi industri pernerbang ada lima peak season yang menjadi sumber pendapatan. Namun akibat pandemi, empat peak season pernerbangan hilang dan tinggal satu,” katanya dalam diskusi secara virtual, Jumat (19/6/2020). ( Baca:UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Akan Dimudahkan Akses Permodalan )
Ia menjelaskan, empat peak season tersebut di antaranya, yaitu pertama, mudik lebaran. Adanya larangan mudik membuat maskapai kehilangan banyak penumpang. Kedua, masa liburan sekolah. Hampir semua penerbangan booking-an pada bulan Juni-Juli dibatalkan penumpang.
Ketiga, penerbangan umroh. Biasanya Garuda dapat menerbangkan 400 ribu sampai 500 ribu penumpang, namun semua itu hilang karena ada larangan penerbangan umroh. Terakhir, naik haji. Penerbangan naik haji ini banyak sekali mengangkut penumpang dalam waktu singkat. Walaupun terkadang saat pesawat pulang dalam keadaan kosong.
"Dengan kehilangan keempat peak season tersebut, tentu sangat mengganggu cash flow keuangan Garuda" terangnya.
Ia menambahkan, di tahun ini maskpai penerbangan hanya tinggal mengandalkan pendapatan dari peak season terakhir, yaitu libur akhir tahun.
(uka)
tulis komentar anda